Sejumlah anggota DPRD Sulbar saat melakukan konferensi pers. (Foto Anhar)

Gubernur ini asal bicara, karena tidak pernah hadir saat pembahasan. Harusnya dia hadir saat dilakukan pembahasan, tidak diwakili. Tapi sepertinya gubernur kita ini kurang minum Aqua, sehingga tidak bisa fokus, tidak paham konteks dan asal ngomong.

banner 728x90

Mamuju, Katinting.com – Penyataan Gubernur Sulbar yang menyebut rancangan APBD-P 2018 tidak diterima Kemendagri karena terlalu lama digoreng di DPRD, juga mendapat kecaman dari Anggota Komisi II DPRD Sulbar, Sukri Umar, yang menyebut Ali Baal tidak paham konteks dan asal ngomong.

Sukri yang juga hadir dalam konfrensi pers di ruangan rapat pimpinan DPRD Sulbar, Jl. Abdul Malik Pattana Endeng, Rangas, Mamuju, Senin (29/10), mengatakan, ABM harus meluruskan maksud dari penyataannya tersebut, yang dinilai menyinggung DPRD secara kelembagaan.

“Gubernur ini asal bicara, karena tidak pernah hadir saat pembahasan. Harusnya dia hadir saat dilakukan pembahasan, tidak diwakili. Tapi sepertinya gubernur kita ini kurang minum Aqua, sehingga tidak bisa fokus, tidak paham konteks dan asal ngomong,” ujar Sukri Umar.

Sukri berujar, kegagalan ABM dalam melaksanakan fungsi kontrol sebagai pimpinan daerah, beberapa kegiatan putus kontrak dan terancam putus kontrak, seperti jalan poros Ulumanda-Urekang di Kabupaten Majene.

“Kami melihat, memang sepertinya ada masalah di ULP, sehingga banyak proyek terancam putus kontrak, DPRD mensinyalir ada mafia proyek di ULP,”katanya.

Anggota fraksi Partai Demokrat ini juga mensinyalir, ada banyak perusahaan abal-abal yang masuk di ULP sehingga banyak masalah yang muncul dari dalam.

“Kami di DPRD ini benar-benar marah, karena kami siang malam di DPRD lakukan pembahasan, tapi dia asal ngomong, tak ngerti konsep. Sehingga kami pada pembahasan APBD 2019 harus pastikan gubernur benar-benar hadir,” tegasnya.

Sambung Sukri menjelaskan, saat ini serapan anggaran di Pemprov Sulbar juga sangat memprihatinkan. Salah satu contohnya, RSUD Sulbar yang dianggarakan Rp 7 miliar, namun yang diserap baru sampai pada Rp 1 miliar.

“Jadi ini yang kita pertanyakan, bagaimana kontrolnya. Saya curiga dia tidak bisa hadir karena hanya sibuk menghabiskan anggaran SPPD-nya, sehingga kita berharap gubenur cepat sadar, karena kalau begini terus, dia tidak akan bisa menyelesaikan masa jabatannya dengan baik,” cetusnya.

Selain itu, Sukri juga menyoroti istri Gubernur Sulbar Andi Ruskati, yang sering ikut berkomentar dalam mengenai persoalan yang terjadi di lingkup Pemprov Sulbar.

“Bagaimana ini, yang mana gubernur sebenarnya, Andi Ruskati atau Ali Baal. Kemudian soal mutasi, bagaimana mau beres, orang pertanian, dia pindahkan ke PUPR,” kata dia.

“Kami perlu tegaskan, selama ini kami merasa tidak pernah harmonis dengan gubernur. Buktinya kita selalu undang namun dia yang tidak pernah hadir,” tambah Sukri.

(Zulkifli)

Bagikan
Deskripsi gambar...