Suhardi Duka sambutan pada acara Bimtek. (dok. Anhar)
banner 728x90

Mamuju, Katinting.com – Bimbingan teknis (Bimtek) akselerasi ekspor komoditas sarang burung walet dan jagung Kabupaten Mamuju berlangsung di Hotel Pantai Indah Mamuju dengan peserta kurang lebih seratus orang.

Hadir langsung anggota Komisi IV, DPR RI, fraksi partai Demokrat, Dr. H. Suhardi Duka MM, Kepala Karantina Pertanian Sulbar, Agus Karyono dan Ketua DPRD Sulbar Hj. St. Suraidah Suhardi.

Agus Karyono mengatakan, kegiatan ini wujud komitmen dari bapak Dr. Suhardi Duka selaku komisi IV DPR RI dalam rangka mewujudkan pembangunan pertanian di Sulawesi Barat. Baik itu sub sektor peternakan, perkebunan, tanaman pangan dan  hortikultura.

Data BPS Sulbar, bawah 46 persen pendapat masyarakat ada di bidang pertanian, baik itu perikanan, perkebunan, tanaman pangan, hortikultura dan peternakan. Lanjut Agus Karyono, Artinya ini sebuah potensi besar dan peluang untuk meningkatkan perekonomian kita.

“Tujuan kegiatan ini, untuk memberikan informasi pengetahuan, meningkatkan kompetensi, tata kelola budidaya sarang walet dan juga untuk tanaman jagung. Juga untuk mensosialisasikan program kementerian pertanian gerakan tiga kali lipat ekspor, semoga komoditas produk sarang burung walet dan jagung dari Kabupaten Mamuju bisa memenuhi standar ekspor sehingga menambah devisa dan kemakmuran masyarakat,” imbuhnya.

BACA JUGA : Dorong Kemandirian Ekonomi Melalui Pengembangan Usaha Nelayan dan Keluarganya

Hj. St. Suraidah Suhardi mengapresiasi kegiatan yang dilakukan dan berharap menambah motivasi untuk melakukan terus menjadi petani. Sebab menurutnya saat ini potensi pertanian sangat menjanjikan.

“Saya berharap dari kegiatan ini juga lahir pengusaha muda di bidang pertanian. Dan dari ini (Bimtek) mampu mengelolah sarang burung walet dan komoditas jagung agar lebih baik, sehingga nilainya bertambah, berlipat sehingga mensejahterakan,” ucapnya.

Sementara itu, Suhardi Duka mengatakan, banyak program Bimtek agar semakin meningkatkan pengetahuan. Dengan begitu, kata dia, akan semakin menambah keterampilan dalam meningkatkan mutu dan nilai dari suatu produk.

Lanjut, kedepan akan terjadi ketidak seimbangan antara produksi pangan dan populasi manusia, jadi jangan heran kalau ada kelaparan disuatu wilayah tertentu dan ada kelebihan pangan di wilayah tertentu.

“Jika masa lalu memperebutkan energi, masa depan akan memperebutkan pangan. Sehingga sejumlah negara melakukan rekayasa, dan Indonesia masih terus melakukan penelitian-penelitian,dan sudah banyak inovasi. Sehingga kita berharap ketangguhan pangan Indonesia tetap bertahan dengan baik,” kata SDK sapaan akrab Suhardi Duka.

Salah satu penyumbang devisa negara itu sarang burung walet, dan potensi ini besar termasuk di Kabupaten Mamuju ini. Kita punya kuota ekspor ke cina mencapai 2.000 ton setahun, itu mampu menghasilkan devisa kurang lebih 5,5 juta dollar pertahun.

Namun itu, SDK menyangkan harga beli ditingkat petani masih sangat murah dibandingkan dengan harga jika di ekspor. Sehingga ia berharap bisa ditambah nilai jualnya dengan adanya Bimtek. Bahkan menurutnya dengan ketersediaan teknologi, itu bisa menambah nilainya dengan langsung dijual atau ekspor ke cina.

“Ini perlu upaya sehingga meningkatkan nilai jual suatu produk, yang memenuhi standar ekspor,” ucapnya.

Masih kata SDK, Jagung juga demikian, harganya sempat anjlok, akibat impor jagung beberapa tahun silam. Sehingga dengan adanya stop impor harganya mulai naik. Namun itu juga betuh keseimbangan sebab jika mahal akan menambah beban bagi peternak.

Sesungguhnya produk jagung Indonesia dengan kebutuhan dalam negeri belum cukup khususnya untuk kebutuhan pakan. Sehingga ada impor gandum sebagai subsitusi dari jagung sebagai pakan ternak, sehingga tidak masalah, dan menjaga keseimbangan harga jagung.

(Anhar)

Bagikan
Deskripsi gambar...

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here