Syahrul saat berorasi menentang kenaikan harga BBM (Foto sumber FB)
banner 728x90

Pasangkayu, Katinting.com – Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) cabang Pasangkayu berunjuk rasa tolak kenaikan harga BBM.

Terdiri 29 mahasiswa bergantian berorasi menyuarakan jeritan hati rakyat mulai dari Bundaran Smart hingga Gedung DPRD Pasangkayu, Sulawesi Barat, 5 September 2022.

Bagi mahasiswa, kenaikan BBM akan berdampak dengan kenaikan harga-harga pokok lainnya.

Selain menolak tegas kenaikan BBM, mereka juga mendesak pemerintah memberantas mafia BBM, penerapan subsidi tepat sasaran yang melibatkan masyarakat.

Menurut Ardiansyah selaku korlap aksi, kondisi perekonomian Indonesia saat ini belum sepenuhnya pulih dari keterpurukan akibat pandemi Covid-19 dan permasalahan harga bahan pokok yang belum stabil.

Jangan sampai masyarakat Indonesia, sambung dia, tambah menderita khusus di kabupaten Pasangkayu karena adanya kenaikan harga BBM.

“Terkait perkataan menteri tentang penyesuaian harga BBM, kami mau tanya penyesuaian dimana. Rata-rata rakyat Indonesia termasuk kategori rakyat miskin,” tutur Ardiansyah.

Lagi pula, kenaikan BBM, lanjut dia, tidak cocok di kabupaten Pasangkayu. Pasalnya, di sini tidak ada kendaraan umum.

Mahasiswa lainnya, Jibran, menyebut pemerintah saat ini sudah tidak pro rakyat. Karena itu, pihaknya tidak tinggal diam.

Sedang Syahrul, mahasiswa STIT DDI Pasangkayu, menyebut kenaikan harga BBM membuat masyarakat tersiksa.

Seorang mahasiswi membentangkan spanduk tolak kenaikan BBM

Irfandi Yaumil, kepada mahasiswa mengaku, bahwa persoalan ini juga menjadi tanggung jawab DPRD.

Pihaknya juga mendukung gerakan mahasiswa menentang kenaikan harga BBM saat menerima mahasiswa.

“Masyarakat belum bisa menerima kenaikan yang signifikan. Subsidi BLT juga bukan solusi yang tepat namun diperlukan yaitu regulasi,” aku Wakil Ketua DPRD Pasangkayu ini.

Nasruddin, anggota DPRD dari PKS secara tegas menolak adanya kenaikan harga BBM. Sebab akan berdampak pada kenaikan harga sembako.

“Penolakan PKS juga dilakukan di media sosial guna menyatukan suara masyarakat untuk menolak kenaikan harga BBM bersubsidi,” tegas Nasar.

Jm/Hrs/AB

Bagikan

Comment