Ratusan pemuda dan mahasiswa gelar unjuk rasa didepan kantor Gubernur Sulbar. (Dok. Istimewa)
banner 728x90

Mamuju, Katinting.com – Ratusan Pemuda Mahasiswa dari Kabupaten Mamasa menggelar aksi unjuk rasa menuntut Percepatan Penyelesaian Jalan Tabone-Nosu-Pana hingga batas Toraja, (Sulsel) di kantor Gubernur Sulbar, Senin (28/10).

Salah seorang massa aksi yang berasal dari Nosu, Yosgi Wirantar menyatakan, daerahnya seperti di anak tirikan oleh Pemerintah Kabupaten Mamasa dan Pemerintah Provinsi Sulawesi Barat.

Sebab, sejak terbentuknya provinsi ke 34 ini, ke 3 wilayah yang ada di Kabupaten Mamasa ini, belum juga tersentuh oleh pemerintah.



“Kami dari mamasa khususnya Tabone-Nosu-Pana, merasa di anak tirikan. Hingga 17 tahun terbentuknya Kabupaten Mamasa dan 15 tahun usia Sulbar akses jalan kami masih belum terbuka.” Sebut Mahasiswa Ikatan Pemuda Pelajar Mahadiswa Nosu (IPPMN) itu.

Padahal jika melihat dari sumber daya alam ketiga wilayah tersebut, memiliki komoditi unggulan yakni perkebunan kopi. Menurut Ketua Kesatuan Mahasiswa Kabupaten Mamasa, Richy Rikardo kopi dari Pana’ merupakan kopi terbaik kedua se Indonesia.

“Kopi terbaik kedua se Indonesia terdapat di Pana tetapi karna akses jalan yang buruk sehingga hasilnya tidak di kenal dari daerah kita. Itu karenakan petani lebih memilih menjual ke Toraja yang lebih dekat aksesnya.” Tegas Mahasiswa yang kerap di sapa Ando itu

Sementara itu, Koordinator Aksi, Yustianto Tallu lembang mengatakan sampai saat ini pengerjaan jalan tidak maksimal di karenakan adanya lempar tanggung jawab Pemkab Mamasa terhadap Jalan yang masih berstatus jalan strategis provinsi itu.

Yustianto menyebut jika penganggaran tidak maksimal karena adanya tumpang tindih kewengan, sehingga mereka mendesak Pemprov Sulbar, untuk segera mengambil alih kewenangan tersebut.

“Tuntutan kami jelas, status jalan segera di tingkatkan ke jalan nasional, sehingga pengerjaannya bisa cepat dan selesai, kami tidak ingin masyarakat menjadi korban ketidakadilan kebijakan dan kewenangan pemerintah daerah,” tutur Yustianto

Setelah beberapa kali melakukan orasi dan mediasi, Gubernur Sulbar, Ali Baal Masdar akhirnya menemui massa aksi.

Kepada massa aksi, ABM sapaan akrabnya mengatakan, proses pembangunan jalan Tabone-Nosu-Pana terkendala kewenangan sehingga APBD tidak bisa di serap lebih banyak untuk percepatan akses jalan tersebut.

ABM meminta para Mahasiswa terus mendorong peningkatan jalan tersebut sehingga pelimpahan kewengan segera di lakukan oleh Pemkab Mamasa ke Pemprov Sulbar.

“Kewenangan Pemprov (Sulbar) terbatas karna masih terkendala kewenangan kabupaten, beberapa kali saya coba menyampaikan kepada Pak Bupati (Mamasa) tetapi hingga saat ini belum di masukkan.” kata Ali Baal Masdar.

(Zulkifli)

Bagikan
Deskripsi gambar...

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here