Penampakan sampul buku Bahasa Wolio. (dok Ist)
banner 728x90

Baubau, Katinting.com – Salah satu asli di Buton, Kendari Sulawesi Tenggara, adalah Suku Wolio yang menjadi cikal bakal kesultanan Buton berdiri pada abad ke-13, tepatnya pada tahun 1332 M.

Untuk itu, dalam rangka menjaga jejak peradaban dan kelestarian warisan tak benda dari Suku Wolio ini, yang terancam punah, sekelompok penggiat kebudayaan di Buton, melakukan upaya pelestarian Bahasa Wolio, dengan membukukan Bahasa Wolio.

Prakarsa pembukuan Bahasa Wolio dilakukan oleh CV. Odhento Berkah, yang kemudian dilakukan soft launching dan sosialisasi buku pelajaran Bahasa Wolio, untuk digunakan di SD.

Kegiatan yang berlangsung akhir pekan kemarin, Sabtu (30/11), di Meeting Room Hotel Zenith, Baubau, dihadiri oleh Kepala Dinas Pendidikan & Kebudayaan Kota Baubau Eko Prasetya, sekaligus memberikan sambutan, dan menyampaikan sambutan yang baik atas kehadiran pencetakan buku dalam Bahasa Wolio.

Bahkan senada dengan Kadis Pendidikan & Kebudayaan, Kepala Balai Bahasa Sultra, Dr. Uniawati, juga memberikan apresiasi, sekaligus menyampaikan pendapat bahwa upaya pelestarian Bahasa Wolio lewat pembukuan yang akan diajarkan di SD, sebagai bagian dari upaya Balai Bahasa Sultra dalam revitalisasi kebahasaan local.

Perhatian yang sama juga disampaikan oleh salah seorang tokoh budaya Buton Bapak La Ode Alirman, dan menyampaikan bahwa ini adalah upaya kongret dari pelestarian kebudayaan dan Bahasa kesultanan Buton lewat buku Bahasa Wolio.

Selain kehadiran sejumlah orang tersebut di atas, juga beberapa kalangan, juga hadir kalangan akademisi Dr. La Ode Abdul Munafi dan juga hadir Ibu Nanik Lestari sebagai Praktisi Pendidikan & Budaya dari Bali. Serta Penulis buku Bahasa Wolio Laode Muhammad Insan Zulhidayan Zaadi, dan undangan 68 Kepala Sekolah SD di lingkup kota Baubau.

Menurut Insan, yang merupakan alumni Stikosa-AWS Surabaya dan Mercu Buana Jakarta, penulisan buku ini bahwa selain sebagai bentuk kepedulian dan komitmennya dalam menjaga dan melestarikan Bahasa Wolio, juga merupakan keinginan untuk meneruskan kembali apa yang pernah diperjuangkan oleh ayahandanya H. La Ode Zaadi (alm) sebagai penulis buku Bahasa Wolio sebelumnya.

“Harapannya, Buku Pelajaran Bahasa Wolio untuk SD kelas 1-6 ini dapat digunakan di lingkup sekolah mulai tahun ajaran 2025/2026 sebagai bahan ajar murid, sehingga menjadi bagian dari upaya agar bahasa Wolio tetap lestari.” harap Insan.

Dalam keterangannya, Direktur Odhento Berkah, LM. Alfian Zaadi menyampaikan bahwa diadakannya kembali Buku Bahasa Wolio ini sangat penting dan Sekolah-sekolah juga sangat membutuhkan sebab sudah cukup lama tidak ada buku pelajaran Bahasa Wolio sejak buku pertama terbit.

“Oleh karena itu perlu disosialisasikan lagi agar diketahui, terutama oleh Sekolah SD sehingga buku ini dapat digunakan oleh murid dalam belajar bahasa Wolio.” terang Alfian.

Selain itu, Alfian juga menambahkan, tidak hanya sebatas menghadirkan buku, tapi juga rencana kedepannya akan diikuti kegiatan lain seperti membentuk komunitas Guru Bahasa Wolio yang disertai dengan berbagai program dan pelatihan.

“Sehingga rangkaian kegiatan dan program tersebut dapat mendorong dan menjadi kesatuan untuk menjaga dan melestarikan Bahasa Wolio.”

Acara ini ditutup dengan adanya doorprize dan santap siang bersama. (**/Fhatur Anjasmara)

Bagikan