Mamuju, Katinting.com – Gubernur Sulawesi Barat (Sulbar), Ali Baal Masdar berikan sejumalah bantuan ke masyarakat pulau Popongan, Kecamatan kepulauan Bala-Balakang, Minggu (7/6).
Bantuan itu berupa 52 unit tandom, 85 karung beras, 106 dos mie instan, 5 unit kereta dorong, sapu ijuk, galon kran, obat-obatan, 30 buah Alquran dan 100 buah juz amma, 130 kg gula pasir 130, 24 bungkus minyak goreng, 1 unit alat cuci tangan portabel, 1.500 butir telur, 31 unit pelampung, buku bacaan, 690 batang pohon tanaman, tanaman kelapa dalam, 2.000 pcs masker dan 100 unit kursi plastik.
Gubernur Sulbar, Ali Baal Masdar mengataka bantuan ini sebagai salah satu bentuk perhatian pemerintah kepada masyarakat di daerah terluar provinsi ke 33 ini.
“Sesuai janji saya beberapa waktu lalu saat berkunjung ke Pulau bala-balakang ini, saya akan kembali lengkap bersama OPD Pemprov Sulbar. Kami hadir disini untuk menyerakan sejumlah bantuan,” kata Gubernur Sulbar.
ABM sapaan akrabnya menuturkan, pada kunjungannya ini juga dirangkaikan dengan kunjungan Menteri Kelautan RI, Edy Prabowo yang akan memantau dan melihat peluang dan kondisi kepulauan Bala-balakang, sehingga dapat menjadi promosi wisata dan kekayaan sumber alam lainnya, dan tentunya sebagai salah satu daerah pendukung Ibu Kota Negara nantinya.
“Selain itu, kita menginginkan anak-anak pulau disini dapat lebih cerdas dan lebih pintar, sehingga nantinya dapat bersaing dengan anak-anak di perkotaan. Tentu saja, kita juga mengharapkan salah satu dari anak anak kita disini bisa meraih jenjang pendidikan yang tinggi seperti menjadi dokter sehingga dapat memberikan pelayanan kesehatan bagi para warga desa Pulau Bala-balakang,” sebutnya.
Selain menyerahkan sejumlah bantuan, ABM juga menyempatkan berdialog dengan masyarakat guna mendengarkan aspirasi mereka.
Camat Kepulauan Bala-Balakang, Juara menuturkan sebanyak 16 yang berada di Kepualauan Bala-Balakang mempunyai potensi besar jika dikelolah dengan baik, akan menjadi salah satu pendapatan yang besar bagi daerah.
Ia menambahkan, selain potensi yang menjanjikan terdapat ancaman yang juga tidak dapat dianggap enteng, seperti abrasi pantai yang mengancam semua pulau, belum tersedianya jaringan telepon yang memadai serta adanya informasi tentang adanya pembelian pulau yang dinilai tidak sesuai aturan pemerintah yang ada.
(ADV. Diskominfo Sulbar/Farid/Zul)