Kadis Kesehatan Matra dr.Alif Satria. (Foto: Arham Bustaman)
banner 728x90

Pasangkayu, Katinting.com – Pemerintah daerah melalui Dinas Kesehatan Mamuju Utara serius menyikapi penanganan pencegahan kasus penyakit menular di daerah itu melalui program Da’a Smart yang termasuk ke dalam sembilan agenda pokok (Nawajiwa).
Penanganan penyakit menular seperti filariasis (kaki gajah), malaria ataupun lainnya dilakukan secara komprehensif meliputi promosi, prevensi (pencegahan) dan kurasi (pengobatan) bahkan bila perlu rehabilitasi pasien.

Berdasarkan data kesehatan menunjukan penyebaran penyakit menular lebih dominan terjadi di daerah pedalaman terlebih pada masyarakat Da’a (Bagian Suku Kaili atau Bunggu yang mendiami daerah pedalaman) bila dibandingkan dengan warga yang berada di pesisir pantai sehingga pendekatannya lebih khusus, sebab bila perlakuannya seperti masyarakat lain tentunya program ini pasti gagal.

Ini merupakan asal muasal yang menginspirasi Kadis Kesehatan Mamuju Utara dr. Alif Satria sebagai konsep awal Da’a Smart berdasarkan survey dan riset yang dilakukan selama ini.

Sebelum program Da’a Smart masuk ke DPA, pihaknya sudah intens komunikasi dengan kepala desa khususnya Kalola dan Wulai sebagai wilayah khusus penerapan program, termasuk mendatangkan Tim Pencerah Nusantara sebanyak 5 orang untuk memperkuat program da’a smart.

Menanggapi sanksi atau denda (kebijakan lokal) yang saat ini diterapkan di wilayah kerja fasilitas kesahatan Randomayang bagi keluarga yang tidak melahirkan di fasilitas kesehatan, mantan direktur RSUD Ako ini cukup merespon.

Sebab ia menilai ini tujuannya baik, karena ini salah satu cara menarik warga datang ke fasilitas kesahatan, itupun masih normatif. Tapi sebelumnya ia menghimbau fasilitas, infranstruktur dan penunjang harus dilengkapi terlebih dahulu.

“Sebab angka kematian ibu dan bayi masih sangat tinggi, maka ini merupakan tindakan yang masih sangat wajar. Sebab, sangat tidak dianjurkan dan tidak dilindungi undang-undang petugas kesehatan yang melayani pasien di rumah warga,” kata Alif saat dikonfirmasi di ruang dinasnya, Kamis (23/03).

Namun ia mengakui pihaknya (Dinkes) dan pemerintah pada umumnya, belum memberikan fasilitas dan pelayanan kesehatan secara menyeluruh kepada masyarakat berdasarkan kenyataan yang ada, baik berupa kurangnya infrastruktur maupun minimnya SDM.

Untuk itu pihaknya terus berupaya melakukan peningkatan dalam segala hal untuk mewujudkan pelayanan kesahatan masyarakat semaksimal mungkin searah dengan visi dan misi bupati dan wakil bupati Mamuju Utara. (Arham Bustaman)

 

 

Bagikan