
Mamuju, Katinting.com – Demontrasi Tolak RUU KUHP, Revisi UU KPK dan kecaman terhadap pelaku kekerasan terhadap pengunjukrasa dan jurnalis di beberpa daerah berlangsung di Mamuju yang diikuti seribu lebih massa aksi.
Massa aksi dari semua elemen Mahasiswa Kampus di Mamuju, OKP dan AJI Biro Mamuju berakhir dengan ricuh di gedung DPRD Sulbar.
Akibatnya, sejumlah massa tumbang, dilarikan kerumah sakit, kemudian seorang jurnalis kena pukul rotan tepat dikepala yang dilakukan polisi, serta 3 orang mahasiswa terpaksa diamankan Polisi karena melakukan pengrusakan kursi tamu pelantikan DPRD yang berada depan gedung.
Kejadian tersebut terjadi ketika tuntutan pengunjukrasa tidak capai, yang meminta surat pernyataan pengunjukrasa ditanda tangani oleh ketua sementara DPRD yang baru saja dilantik, St. Suraida Suhardi untuk diteruskan ke DPR RI, tapi Suraidah keburu meninggalkan gedung DPRD usai menemui massa aksi.
“Surat sudah dibuat ternyata Ibunya (St. Suraidah Suhardi) sudah keburu pulang. Ya tinggal diantar lagi kan, mudah”, kata Kapolres Mamuju, Muhammad Rivai Arvan.
“Gak sabar sambil nunggu itu, ada yang bakar kursi. Kursi itu disewa sama DPRD, yang punya kursi disitu melawan, ribut dengan mahasiswa. Datang polisi melerai, yang melakukan pembakaran itu pak yang membakar ditangkap sama Polisi, ya kalau melawan pasti lumpuhkan,” sambungnya.
Demontrasi yang dilakukan sekira pukul 10.00 WITA sampai 13.15 beberapa kali terjadi adu fisik antara mahasiswa dan keamanan.
Dari informasi yang dihimpun Katinting.com sebanyak 2 orang massa aksi terpaksa dilarikan ke RS. Bhayangkara karena mengalami luka-luka. Sementara itu menurut, Kapolres Mamuju ada satu anggotanya juga terpaksa dilarikan ke rumah sakit.
Sementara itu, Ketua Biro AJI Mamuju, Anhar, sebagai peserta aksi menyayangkan dan mengecam tindakan represif aparat kepolisian. “Yang memulai kerusuhan itu pak Polisi, dimana massa telah di izinkan masuk oleh Pak Kapolres, tapi kemudian diluar dihadang oleh polisi dan menembakkan gas air mata di kerumunan massa aksi sehingga dari situ massa tersulut,” kata Anhar yang juga menjadi korban kekerasan oleh polisi.
(Zulkifli)

Comment