Mamuju – Hingga hari keenam pascagempa berkekuatan M5,8 mengguncang Wilayah Kabupaten Mamuju dan Majene, satuan tugas (Satgas) tanggap darurat Sulbar belum memiliki data terbaru soal rumah rusak.
Hal tersebut diketahui setelah Satgas tanggap darurat gempa bumi Sulbar menggelar konferensi pers di kantor BPBD Sulbar, Senin, (13/6/22).
Komandan Satgas tanggap darurat gempa bumi Sulbar, Brigjen TNI Farouk Pakar mengungkapkan, pihaknya belum memiliki data tambahan terkait dampak yang ditimbulkannya gempa bumi tersebut.
“Kita akan kroscek lagi, saya belum bisa kategorikan itu rusak berat, sedang atau ringan,” kata Farouk.
Dansatgas mengungkapkan, pihaknya belum bisa memastikan apakah data awal dampak gempa bumi yang dikeluarkan BPBD Sulbar bisa mendapatkan bantuan atau tidak.
“Bisa bertambah juga, kan kaitannya dengan bantuan juga,” sebutnya.
Berikut data dampak gempa bumi berkekuatan 5.8 magnitudo yang mengguncang Sulbar, Rabu, 8 Juni 2022 lalu, yang dirilis Satgas tanggap darurat gempa Sulbar.
Lima unit kantor, satu unit rumah sakit atau puskesmas, dua unit tempat ibadah dan 70 unit rumah warga.
Sementara data awal dampak gempa yang dikeluarkan BPBD Sulbar Kamis, 9 Juni 2022 lalu, diantaranya 70 unit rumah rusak, satu unit mushola, gedung PKK Sulbar retak dan plafon roboh, kantor Ortala Sulbar retak dan plafon roboh, kantor Balitbangda Sulbar retak dan plafon roboh.
Kantor Ketapang Sulbar retak dan plafon roboh, kantor DLHK Sulbar retak dan plafon roboh, Disdukcapil Kabupaten Mamuju, kantor Korem 142/tatag dinding retak, masjid Korem 142/tatag roboh, aula Korem 142/tatag retak dan kantor PLN Mamuju.
(Eka/Zulkifli)