banner 728x90

Mamuju, Katinting.com – Menjelang perayaan Natal dan Tahun Baru, Penjabat Gubernur Sulawesi Barat Bahtiar Baharuddin bersama jajaran Forum Komunikasi Pimpinan Daerah (Forkopimda) meninjau langsung ketersediaan stok bahan pokok, Rabu, 11 Desember 2024.

Peninjauan dimulai dari distribusi minyak goreng di Jalan Ahmad Kirang, Mamuju, lalu dilanjutkan ke gudang Bulog Mamuju. Berdasarkan hasil pemantauan, stok minyak, beras, dan kebutuhan pokok lainnya dinilai cukup untuk memenuhi kebutuhan hingga enam bulan ke depan.

Turut mendampingi Pj Sekprov Sulbar Amujib, Wakapolda Sulbar, perwakilan Korem 142/Tatag, Kabinda, Perwakilan Bank Indonesia, Danlanal Mamuju, Sekda Mamuju, tim pengendali inflasi, serta sejumlah pejabat lainnya.

Pengusaha minyak goreng, Yunus, menyampaikan rasa syukur atas kunjungan tersebut. “Kami berterima kasih karena kunjungan ini memastikan harga bahan pokok, khususnya minyak goreng, tetap stabil jelang Natal,” ujar Yunus.

Ia juga mengungkapkan adanya penambahan tangki minyak untuk memastikan ketersediaan hingga Tahun Baru.

Pj Gubernur Bahtiar menegaskan pentingnya memastikan ketersediaan bahan pokok serta stabilisasi harga menjelang perayaan Natal dan Tahun Baru. Arahan dari Presiden RI Prabowo Subianto menekankan pentingnya swasembada pangan sebagai salah satu syarat kedaulatan bangsa.

“Swasembada pangan harus diperkuat hingga ke tingkat provinsi, kabupaten, bahkan desa. Di Sulbar, inflasi kita pada November 2024 tercatat 1,18 persen, yang menempatkan kita di posisi 11 terbaik di Indonesia,” jelas Bahtiar.

Namun demikian, ia mencatat ada beberapa komoditas seperti cabai rawit, daging ayam ras, dan bawang merah yang mengalami pergerakan harga signifikan.

“Kami sudah meminta seluruh bupati untuk melaksanakan operasi pasar guna memastikan harga tetap terkendali,” tambahnya.

Bahtiar juga menginstruksikan Satgas Pangan untuk memantau jalur distribusi, mengantisipasi adanya praktik usaha yang merugikan masyarakat. Selain itu, ia mendorong pengembangan potensi lokal, seperti budidaya cabai, bawang merah, dan daging ayam ras, agar ketergantungan terhadap daerah lain dapat berkurang.

“Sulbar memiliki potensi besar, seperti bawang merah yang bisa dibudidayakan di Majene dan Polman. Namun, ini memerlukan dukungan modal seperti KUR serta bimbingan lembaga terkait,” paparnya.

Di sisi lain, ia menyoroti kendala seperti minimnya infrastruktur pendukung, seperti gudang basah untuk penyimpanan produk segar, yang mengakibatkan kerugian bagi produsen.

“Kami butuh dukungan dari kementerian untuk membangun fasilitas seperti gudang basah dan mobil box untuk menjaga kualitas produk,” tandas Bahtiar. (*)

Bagikan