Jakarta, Katinting.com — Hasil survei Saiful Mujani Research and Consulting (SMRC) menunjukkan Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo memiliki elektabilitas tertinggi dalam berbagai simulasi pilihan tertutup.
Direktur Riset SMRC Deni Irvani mengatakan, dalam pilihan tertutup terhadap 11 nama, Ganjar Pranowo mendapat dukungan terbanyak 27,1 persen, disusul Prabowo Subianto 19 persen, dan Anies Baswedan 15,6 persen. Perolehan tersebut konsisten dengan pilihan tertutup terhadap lima nama, di mana Ganjar mendapat dukungan 30,1 persen, Prabowo 27,7 persen, dan Anies 20,7 persen.
Survei ini melibatkan 1.220 responden yang diwawancara langsung pada 5-13 November 2022 dengan tingkat kepercayaan 95 persen dan kesalahan kurang lebih 3,1 persen.
“Kalau yang maju (dengan) empat nama calon, Ganjar, Prabowo, Anies dan Puan. Kita peroleh Ganjar 33,5 persen, Prabowo, 26,9 persen, Anies 24 persen, dan Puan empat persen,” jelas Deni dalam konferensi pers Minggu (27/11/2022).
Hasil survei juga menunjukkan dukungan kepada Presiden Joko Widodo turun, dan cenderung pindah ke Ganjar. Dalam lima bulan terakhir dukungan kepada Jokowi turun dari 20,1 persen menjadi 12,5 persen (turun 7,6 persen), sebaliknya dukungan spontan untuk Ganjar naik dari 10,3 persen menjadi 17,6 persen (naik 7,3 persen). Menurut Deni, hal ini wajar karena isu tiga periode sudah menghilang dari publik.
“Publik semakin sadar bahwa tidak mungkin Jokowi mencalonkan presiden kembali,” tambahnya.
Sementara, jika yang maju hanya elit-elit inti partai, Prabowo hampir dapat dipastikan akan menang. Sebab petinggi partai lain, seperti Puan dan Airlangga, memiliki elektabilitas rendah untuk bersaing. Ini terlihat dalam simulasi lima nama, Prabowo mendapat dukungan terbesar 39,4 persen, disusul Agus Harimurti Yudhoyono, Puan, dan Muhaimin. Nama Prabowo konsisten unggul dalam berbagai simulai jumlah nama yang maju dari elit partai.
Peran Jokowi dalam Penentuan Capres
Pengamat Politik Universtias Al Azhar Ujang Komarudin menilai Presiden Joko Widodo memiliki peran dalam penentuan capres Pemilu 2024. Menurutnya, Jokowi setidaknya memiliki dua opsi untuk mendorong Ganjar sebagai capres. Pertama, membuat elektabilitas Ganjar dalam berbagai survei menjadi tinggi sehingga PDIP tidak memiliki pilihan lain. Kedua, menyiapkan Koalisi Indonesia Baru untuk Ganjar, jika PDIP tidak mencalonkan Ganjar.
“Tetapi kalau PDIP mengusung Ganjar, maka KIB (Koalisi Indonesia Bersatu -red) dengan sendirinya akan gabung ke PDIP. Jadi Jokowi opsi-opsi dalam mendukung Ganjar,” jelas Ujang kepada VOA, Minggu (27/11/2022) malam.
Ujang melihat kedua calon, yakni Ganjar dan Prabowo, sebagai orang dekat Jokowi. Karena itu, ia memperkirakan Jokowi akan mendorong pasangan Ganjar-Prabowo berhadapan dengan Anies Baswedan dan pasangannya.
Berbeda dengan Ujang, pengamat politik Hendri Satrio menilai peluang Ganjar untuk maju melalui partai lain cukup kecil. Kendati, peluang Ganjar untuk mendapat restu dari PDIP masih terbuka. Hanya, kata dia, PDIP terlanjur marah kepada Jokowi yang menyatakan dukungan secara tersirat untuk Ganjar Pranowo. Padahal, wewenang untuk penentuan Capres di PDIP merupakan wewenang Ketua Umum.
“Kalau tentang Capres punya Ketum. Mungkin Jokowi sebagai presiden merasa dirinya sudah sejajar dengan PDI Perjuangan,” tutur Hendri Satrio kepada VOA, Minggu (27/11/2022) malam. [sm/ah]
Source: voaindonesia.com