RDP Komisi I DPRD Pasangkayu Dengan Direktur RSUD Ako
banner 728x90

Pasangkayu, Katinting.com – Komisi I DPRD Pasangkayu, Sulawesi Barat pertanyakan persiapaan sejumlah fasilitas rumah sakit terkait penanganan covid-19 saat RDP, Rabu, 15 April 2020.

Ketua Komisi I DPRD Pasangkayu, Andi Enong menjelaskan, pihaknya ingin mengetahui sejauh mana penanganan yang dilakukan pihak rumah sakit.

Selain RSUD Ako, dinas Kesehatan Pasangkayu juga diundang. Namun, hingga selesai RDP, pihak Dinkes tak kunjung hadir dengan alasan ada kegiatan lain.

“Pasca penetapan salah satu pasien positif terjangkit covid-19 di Pasangkayu, kami tentu ingin mengetahui progres pengadaan fasilitas yang sudah dipersiapkan rumah sakit,” jelas Andi Enong.

Mirwan, anggota Komisi I menilai, alur pelayanan covid tidak jelas. Dia ingin, ada koordinasi baik antar tim bukan mengedapankan ego untuk jadi hero (pahlawan).

Ia juga meminta pemda melalui tim gugus, untuk menyiapkan tempat khusus bagi tenaga medis yang bertugas khusus penanganan PDP, lebih lagi yang positif.

Menjawab pertanyaan komisi I, direktur RSUD Ako, dr. Welly Patana Salu mengatakan, saat ini di RSUD Ako sudah tersedia 16 ruang isolasi, 50 unit tes swab untuk persiapan 25 pasien dikhususkan bagi pasien yang bergejala dan posotif sesuai hasil rapid tes.

Sementara itu, iapun sudah mengusulkan insentif masing-masing Rp 15 juta untuk tiga dokter ahli, Rp 10 juta untuk empat dokter umum, Rp 7,5 juta untuk delapan perawat dan Rp 5 juta untuk tenaga non medis.

Ini berdasarkan SK Kementrian Kesehatan. Sedang besarannya tentu tetap menyesuaikan kemampuan keuangan daerah.

“Kita juga butuh tenaga relawan yang akan diberikan pembekalan. Ini untuk menjaga jumlah tenaga yang ada jika sewaktu-waktu terjadi kejadian luar biasa (ledakan kasus),” jawab dr. Welly.

Pelayanan covid, pihak RSUD Ako dan dinkes sudah melaukan koordonasi baik. Bagi orang yang baru datang dari luar, lanjut dr. Welly, hendaknya diisolasi selama 14 hari sebagai antisipasi penularan.

Mutasi covid-19 terlalu cepat. Makanya selalu mengikuti imbauan. Tidak jujur, tambah direktur, kendala dalam pelayanan memutus mata rantai virus mematikan itu.

Arham Bustaman

Bagikan