Katinting.com, Pasangkayu – Tambang galian C dibantaran sungai Lariang milik CV. Maju Bersama, diprotes warga Dusun Kalindu, Desa Lariang, Kecamatan Tikke Raya. Warga beranggapan keberadaan tambang tersebut membuat proses abrasi semakin massif dan telah menghilangkan lahan perkebunan mereka.
Warga pun meminta tambang tersebut untuk ditutup, namun sipemilik tambang tak terima jika dikatakan bahwa tambang galian C-nyalah yang menjadi penyebab hilangnya perkebunan warga.
Menanggapi tuntutan warga Kepala Dinas BLHD Matra Jamal, justeruĀ membenarkan apa yang telah disampaikan oleh pihak investor. Kata dia abrasi terjadi lebihĀ karena faktor alam, apa lagi saat musim penghujan membuat debit air meningkat dan membuat arus air semakin kencang pula.
Ia juga malah mengatakan bahwa kerusakan yang telah terjadi belum terlalu signifikan dan masih dalam batas kewajaran, dan CV Maju Bersama telah berusaha untuk melakukan perbaikan terhadap kerusakan tersebut.
“KalauĀ dari sisi lingkungan inikan sudah ada perbaikan disini, adapun kerusakan itu, ya alam, tidak bisa dipungkiri kalau alam yang merusak,” terangnya (04/02).
Kepala Dinas PTSP Matra Rahmat menyampaikan bahwa izin tambang CV. Maju Bersama telah mengalami perpanjangan sebanyak tiga kali sejak diterbitkan tahun 2011 silam, dan akan berakhir pada Juni 2016. Izin luas lahan yang diberikan sebanyak 25 hektar sepanjang bantaran sungai Lariang.
“Memang surat izinnya lengkap semua, tapi direkomendasikan itu jangan melakukan penambangan di penggir sungai tapi harus di tengah sungai agar tidak merusak,” jelasnya.
Terkait adanya protes warga, ia dan beberapa SKPD terkait akan melakukan pertemuan lanjutan guna mencari pengelesaian yang tidak merugikan kedua belah pihak, sebab bagaimanapun ia menganggap kedua belah pihak tidak bisa disalahkan.
Sementara itu, walau pemerintah telah berkesimpulan bahwa abarasi terjadi karena faktor alam, namun warga Kalindu yang menjadi korban mengaku bakal terus melakukan upaya hingga mendapat keadilan. Mereka menganggap bahwa tambang galian C itulah yang menjadi penyebab terjadinya abrasi.
“Pokoknya kami akan terus berjuang, karena jelas ini ini faktor hadirnya tambang galian C, kami tidak terima kalau ini dikatakan karena faktor alam,” tegas warga pemilik lahan lainnya Abdul Malik. (Joni)