Mamuju Tengah, Katinting.com – Warga Mamuju Tengah, yang mendiamin wilayah Desa Lumu dan Desa Salumanurung, Kecamatan Budong budong, Mamuju Tengah, mengeluhkan akses jalan mereka, yang kian hari kian mengalami kerusakan, karena tak mendapatkan perhatian dari pemerintah.
Keluhan di sampaikan oleh Ketua Ikatan Pelajar Mahasiswa (IPM) Mamuju Tengah Masril, sebagai aspirasi yang disampaikan oleh warga dari dua desa ini, untuk di sampaikan kepada pihak bertanggungjawab dalam penanganan akses Salumanurung – Lumu.
Kepada laman ini, aktivias mahasiswa yang paling getol menyuarakan ketimpangan yang dirasakan oleh masyarakat ini, menuturkan bahwa kondisi tersebut sudah dialami warga setempat bertahun-tahun tanpa adanya perhatian dari pemerintah.
“Tentu ini sangat penting mendapatkan perhatian, karena jalan ini merupakan akses utama dari dua desa di sana, jika turun hujan, warga nyaris mengalami kesulitan untuk beraktivitas, jalannya becek, berlumpur, dan tampak kubangan di sana sini. Kerenanya pemerintah jangan tutup mata” ungkap Masril.
Bahkan sejak Bumi Lalla Tassisara, pisah dari Bumi Manakarra, akses dua desa ini benar benar tak pernah mendapatkan penanganan dari pemerintah, tentu ini berdampak pada warga setempat yang sebagian besar petani, dan jalur ini menjadi satu satunya jalur produksi warga keluar dari dua desa.
“Akibat tidak pernah tertangani dengan baik, maka tentu berpengaruh pada tingginya biaya produksi yang mesti dikeluarkan oleh petani, dalam mendistribusikan hasil produksi dari lahan produksi mereka, seperti sawit jagung, Kelapa, dan kakao ” beber Masril.
Sebab itu, ia berharap kepada Pemprov Sulawesi Barat hingga Pemkab Mamuju Tengah, kiranya memberikan atensi pada jalur distribusi dari dua desa ini, mengingat hasil produksi pertanian dan perkebunan dari wilayah Salumanurung dan Lumu, cukup besar.
“Terlebih kemudian, ini bisa menjadi jalan lingkar di pesisir dari Lumu ke Kire hingga Babana, tembus di Polohu, sehingga masyarakat lebih memiliki aksek yang besar kalau di benahi, dan tegas saya meminta ini segera di perbaiki” pungkas Masril. (Fhatur Anjasmara)