Silaturrahim Antara Anggota DPRD Sulawesi Barat Dapil Pasangkayu Bersama Ikatan Pelajar Mahasiswa (IPMA) Pasangkayu
Silaturrahim Antara Anggota DPRD Sulawesi Barat Dapil Pasangkayu Bersama Ikatan Pelajar Mahasiswa (IPMA) Pasangkayu
banner 728x90

Mamuju, Katinting.com – Silaturrahim antara anggota DPRD Sulawesi Barat daerah pemilihan Pasangkayu bersama Ikatan Pelajar Mahasiswa (IPMA) Pasangkayu berlangsung Kamis malam, 20 Februari 2020 di salah satu warkop di Mamuju, Sulawesi Barat.

Ada tiga anggota DPRD Sulbar dari Pasangkayu hadir pada malam itu, yakni Rayu (PDIP), Abidin (Demokrat), dan Muhammad Yusri Nur (Perindo). Sedang tiga lainnya, tidak hadir tanpa diketahui alasannya.

Melalui ketua IPMA Pasangkayu Iswandi, mendesak anggota DPRD Sulbar yang hadir agar menyuarakan aspirasi mereka, terkait pembangunan asrama mahasiswa di Mamuju.

Pasalnya, kata Iswandi, pihaknya sudah tiga kali mengusulkan proposal pembelian lahan untuk pembangunan asrama, namun hingga saat ini belum ditanggapi pemda Pasangkayu.

“Kami sudah tiga kali mengusulkan proposal pembelian lahan, tapi tidak ditanggapi sampai sekarang,” kata Iswandi dengan nada kesal.

Mahasiswa Universitas Tomakaka ini menyebutkan, jika dua asrama yang digunakan masing-masing hanya berkapasitas 15 orang. Sedang, gabungan pelajar mahasiswa yang mencari ilmu di ibukota Sulbar ini mencapai 400 orang.

Karena itu, ia dan mahasiswa lainnya merasa resah, sebab, pemda Pasangkayu dinilai kurang peduli nasib mereka. Diapun berharap, akan ada diskusi lanjutan agar aspirasi mereka ditindaklanjuti.

Mereka juga meminta, jika pemda belum mampu membangun asrama permanen, minimal bisa menambah jumlah kamar sewa, agar sedikit mengurangi beban mahasiswa terkait biaya huni.

Saat menyambut aspirasi mahasiswa, Rayu berharap mahasiswa tidak perlu resah. Karena dia dan kawan-kawan akan segera menyampaikan soal ini ke Bupati Pasangkayu.

Diapun sempat menyinggung bupati Pasangkayu dengan satire, “Andai saya jadi bupati (Pasangkayu), dengan uang Rp30 miliar, niscaya saya akan beli tanah 5 ha untuk pembangunan kampus dan menggandeng universitas ternama,” katanya dengan nada menyindir.

Menurutnya, karena tidak adanya kampus, maka anak-anak daerah yang mau lanjut studi, terpaksa keluar. Padahal, banyak pertimbangan termasuk biaya dan jarak yang amat jauh.

Ia menambahkan, Pasangkayu punya prospek, makanya mahasiswa sebagai generasi harus memiliki daya saing dengan sumber daya manusia yang perlu diperbaiki melalui pendidikan.

Di ujung pembicaraan, ia juga memuji Agus Ambo Djiwa sebagai pemimpin yang berhasil. Tidak saja pada pembangunan fisik, namun juga lainnya, termasuk pendidikan.

Pasalnya, ia juga bagian tak terpisahkan dari perjuangan pembentukan kabupaten Pasangkayu, menilai sahabatnya itu sebagai orang yang sukses merubah satu desa menjadi satu kabupaten.

Abidin, dalam diskusi malam itu, juga bersedia membantu mahasiswa agar persoalan kebutuhan asrama mahsiswa segera terwujud.

Muhammad Yusri Nur, pun sama dengan menyampaikam hal serupa. Namun, ia menambahkan, mestinya pelajar dan mahasiswa tidak lagi dibebankan biaya asrama.

Makanya, dia mendesak pemda Pasangkayu agar memberikan perhatian serius soal asrama pelajar mahasiswa yang ada si Mamuju. Karena, kata dia, ini tanggungjawab pemda lebih lagi soal pendidikan.

Arham Bustaman

Bagikan