Pasangkayu, Katinting.com – Dinas Transmigrasi Sulbar kembali mendatangkan 50 Kepala Keluarga (KK) warga transmigrasi, Kamis (13/10/22)
20 KK berasal dari Kabupaten Cirebon, Jawa Barat dan 30 KK berasal dari warga lokal itu akan ditempatkan di UPT Tanjung Cina, Desa Bambakoro, Kecamatan Lariang, Kabupaten Pasangkayu.
Pada penyambutan warga transmigrasi penduduk asal & penduduk setempat di UPT Tanjung Cina itu, Bupati Pasangkayu, Yaumil berharap agar mereka dapat menyesuaikan diri dengan adat dan kebiasaan masyarakat setempat.
Dia juga berjanji akan membantu membenahi sarana dan prasarana di kampung transmigran itu seperti pengaspalan ruas jalan, serta pemenuhan listrik PLN baik untuk kebutuhan rumah tangga maupun kebutuhan pengelolaan tambak.
“Kehadiran transmigrasi di Pasangakayu sejak dulu terbukti telah mendukung kemajuan pembangunan. Mereka mampu memotivasi semangat kerja masyarakat lokal. Saya berharap transmigran pola tambak ini dapat mengikuti keberhasilan transmigrasi pola perkebunan yang sudah ada sebelumnya,” kata Bupati Pasangkayu.
Ditempat yang sama Direktur Pembangunan Kawasan Transmigrasi kemendes PDTT, Nirwan Helmi menuturkan, transmigrasi dengan pola tambak di UPT Tanjung Cina ditarget dapat menjadi percontohan bagi transmigrasi didaerah lain dengan pola yang serupa.
Sebab katanya, pola tambak di UPT Tanjung Cina merupakan yang pertama di Indonesia.
“Kenapa warga Cirebon yang dibawa kesini? karena orang-orang disana memang sudah ahli dalam bertambak udang. Kami harap disini dapat menunjukkan keberhasilannya dalam mengelola tambak dan keahliannya dapat ditularkan ke petambak lokal” tutur Nirwan.
Nirwan mengungkapkan, pihaknya bakal melalukan pendampingan dan pembinaan selama lima tahun kedepan.
Katanya, ditahun awal mereka akan menyuplai bahan-bahan yang masih dibutuhkan para transmigran, kemudian, tahun berikutnya pemantapan. Dan di tahun terakhir, diharap sudah mampu mewujudkan kemandirian para transmigran.
“Tapi Intinya, keberhasilan para transmigran terletak pada semangat kerja, pantang menyerah dan kedisiplinan. Itu menjadi modal dasar dan bisa ditularkan pada penduduk setempat,” pungkasnya.
(ADV)

Comment