banner 728x90
banner 728x90

Topoyo, Katinting.com – Sejumlah pedagang di Pasar Mamuju Tengah (Mateng), diduga berulah dengan menggunakan alat takar yang tak sesuai dengan timbangan isi yang dikeluarkan.

Kondisi ini kemudian mendapatkan keluhan dari konsumen di Mateng karena mereka mengalami kerugian. Belanjaan mereka berkurang saat ditakar kembali sesampainya dirumahnya.

Bahkan kondisi kelakuan pedagang ini, tidak dirasakan oleh satu orang konsumen, karena beberapa konsumen justru mengeluhkan lansung kepada media ini, dengan harapan, ada upaya operasi alat takar atau alat ukur pedagang di Mamuju Tengah.

“Saya pekan lalu justru merasakan kalau pedagang tempat saya berbelanja telah mengakali takaran milikinya, atau mungkin juga menggunakan takaran yang tak berfungsi dengan baik. Karena setahu saya, belanjaan saya kacang tanah sebanyak 5 kilogram. Tapi saat tiba dirumah saya timbang ulang, justru kurang sampai beberapa puluh ons, dan baru saya sadar saat itu kalau takaran pedagang tempat saya bermasalah,” ujar Ibu Rusny warga Topoyo.

Hal yang sama juga diungkapkan salah seorang warga Sinabatta, Maryam. Katanya, tiga hari lalu saat berbelanja bawang merah di pasar lama Topoyo, dirinya memesan sebanyak 10 kilogram, dan dia perhatikan betul kalau yang dia beli cukup 10 kilogram.

“Namun saat saya tiba dirumah, saya timbang ulang, menggunakan timbangan digardu kami, malah terjadi kekurangan nyaris setengah kilogram. Sehingga saya bingung, timbangan saya yang rusak atau timbangan pedagang tempat saya belanja. Saya akhirnya yakin kalau memang beberapa pedagang bermasalah timbangannya, karena bukan hanya saya yang mengeluhkan kondisi itu,” terang Maryam.

Terpisah, Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Mateng, Colleng Sulaiman, mengakui bahwa bisa saja saat ini beberapa timbangan pedagang didua pasar di Topoyo, Pasar Lama dan Pasar Senteral sudah ada yang bermasalah, karena memang sudah nyaris tiga tahun pihaknya tidak pernah kelapangan melakukan uji tera pada alat ukur atau takar pedagang.

“Disebabkan, di Mateng pengjangkauan prasarana uji tera sangat jauh dan butuh proses. Karena disini belum ada UPTD Kilmatologi dan Geofisika, dan baru tahun ini, kami akan lakukan pengadaan satu unit kendaraan uji tera,” ungkapnya.

“Dan kami akan memberangkatkan juga satu orang dari Disperindag ke Bandung untuk belajar pemungsian kendaraan uji tera nanti kalau sudah datang, dan disana akan belajar selama enam bulan. Namun guna memastikan konsumen tidak kuawatir, dalam waktu dekat kami akan ajak UPTD Klimatologi dan Geofisika dari Palu, dan kami sudah bersurat kesana, guna meminta bantuan pinjam pakai alat, untuk melakukan operasi alat takar di Mateng,” tutup Colleng.

(Mahfudz)

Bagikan

Comment