Ilustrasi, Sumber Gambar : goriau.com

Oleh : Fhatur Anjasmara

(PART 5)

 

Entah mengapa, Rico memilih rumah Dahniah, teman kelasnya itu, Dahniah sendiri, perawakan tubuhnya, seorang perempuan remaja berparas cantik, dan berwajah asli Indonesia. Di kelas, Dahniah diketahui salah satu siswi yang cukup cerdas dan pintar, sehingga untuk urusan perasaannya, Dahniah pun cukup cerdas menghadapinya, karena diluar dugaan rekan rekan sekelasnya, ternyata Ia tertarik dengan Rico, anak salah seorang pengusaha dari Sulbar.

 

Akan tetapi secerdas apapun dan sepintar apapun Dahniah menyembunyikan perasaannya ke Rico, karena Ia sadar, Rico sudah menjadi kekasih dari Adelia, anak IPS di SMA yang sama, namun Rico, dapat menangkap bulir bulir perasaan Dahniah yang terpendam kepadanya, sebab Dahniah untuk urusan apapun dikelas mereka, lebih banyak perhatian ke Rico, bahkan sekali waktu, Dahniah pernah membela Rico dihadapan Kasek, karena Rico dilaporkan guru BP ke Kasek, dimana Rico pernah bolos sekolah dua hari jam pelajaran.

 

Tapi berkat, pembelaan dari Dahniah kala itu, sehingga Rico, tak mendapatkan hukuman dari Kasek, disitulah kemudian Rico makin paham perasaan Dahniah kepadanya, tapi Ia berusaha membuang jauh jauh yang diketahuinya itu, kendati dihadapan Dahniah saat mereka berdua, Rico hanya berlagak biasa biasa saja.

 

Itulah kemudian menuntun petang jelang malam itu, Rico kerumah Dahniah, karena Rico merasa, di rumah Dahniah selain bisa numpang mandi dan berganti pakaian, Ia juga pasti akan mendapatkan ketenangan didekat Dahniah. Sebab Ia tahu, Dahniah hingga saat ini, membuka pintu untuk Rico.

 

Tok tok tok…..

Suara ketukan Rico dipintu rumah Dahniah, terdengar dari ruang tengah, membuat Dahniah segera menuju kepintu, untuk menghindari hal yang terindikasi ke arah kemungkinan terjadinya kejahatan, Dahniah menyempatkan mengintip lewat celah gorden yang mengarah kepintu, gerangan siapa berdiri depan pintu rumahnya.

 

Setelah melayangkan pandangnya kearah pintu dari balik gorden, Dahniah terkejut, melihat siapa yang berdiri dibalik pintu rumahnya. “Ah Rico, ada apa ya…?” tanyanya dalam hati. Namun, tak ingin membiarkan Rico berlama lama di depan pintu, Dahniah segera beranjak membuka daun pintu….

 

“Dahniah…” sapa Rico.

 

“Iya Bang Rico, Ayo masuk Bang” jawabnya lalu mempersilahkan Rico masuk dalam rumah.

 

“Bisa Abang numpang mandi sekalian berganti pakaian dengan pakaian yang abang sudah siapkan..??” tanya Rico ke Dahniah.

 

“Bisa Bang, kapan pun kalau Abang Rico ke sini, pintu rumah Saya, tetap terbuka, silahkan Bang, lansung saja kekamarku, pakai kamar mandi yang dikamarku saja, sebab yang dibelakang, agak kurang terawat, maklum Bang, Saya sendiri disini” jelasnya, sebagai lampu hijau bagi Rico, numpang mandi dan gantian dirumah Dahniah.

 

Lalu, Dahniah pun meminta Rico mengikutinya, untuk ditunjukan kamar mandi yang Dahniah maksudkan.

 

Rico terbelalak, menyaksikan kamar Dahniah yang tertata rapi, sebuah boneka Panda besarnya seukuran tubuh Dahniah, diatas tempat tidur Dahniah berwarna coklat muda dibalur hitam tipis pada bulunya, aroma kamar Dahniah pun membuatnya tentram….

 

“Kamar kamu, bikin nyaman Nia..” ujar Rico.

 

“Biasa saja Bang, cuman sering saja Nia, bersihkan dan rapikan, sehingga tidak bau pengab, cewek kan nda suka kamarnya pengab, jadi harus rajin bersihkan, dan Saya mengerjakan sendiri, karena tidak ada pembantu disini” bebernya ke Rico.

 

“Iya tapi sumpah Nia, Abang nyaman loh dikamar ini, pasti cowok kamu juga nyaman ya..?” seloroh sekenanya, membuat raut wajah Dahniah memerah.

 

“Tidak Bang, sampai saat ini Nia masih sendiri Bang, belum punya pacar loh” sebutnya ke Rico, membuat Rico terkejut, sekaligus tak percaya, apa yang Dahniah ucapkan.

 

“Ya oke, tapi Abang tak percaya, kalau Nia belum punya pacar, ya udah Abang mandi dulu ya, biar aroma Abang tak mempengaruhi kamar kamu” kata Rico.

 

“Hehehehehe….. Iya Bang, tapi tidak apa apa kalau aroma Abang kok, kan gampang, nanti Saya bersihin lagi” sekenanya kepada Rico.

 

Namun mendengar apa yang disampaikan oleh Dahniah, Rico, kaget, tapi disembunyikannya, Ia ingin segera menuntaskan mandinya diawal malam itu.

 

Seusai mandi, Rico segera keluar kamar mandi, tapi Ia terkejut, karena Dahniah ternyata sudah dikamarnya kembali, Ia membawa segelas teh hangat, tapi Dahniah tak kalah terkejutnya, karena Rico keluar kamar mandi, hanya membalut tubuhnya dengan selembar handuk. Sehingga, bidang dadanya yang kekar tampak oleh Dahniah, membuat Dahniah terbelalak dengan pemandangan itu.

 

Namun Rico, hanya mengabaikan sikap Dahniah, tapi Dahniah malah beranjak dari tempatnya, menuju kesebelah tempat tidur, dimana Rico sedang berdiri, tanpa diminta, tiba tiba, Dahniah menjatuhkan dirinya, dan menyandarkan kepalanya sedekap mungkin ke bidang dada pria yang ada didepannya.

 

Dahniah, meruntuhkan seketika gengsinya, dorongan untuk dipeluk oleh pria yang diidamkannya, mengalahkan rasa malunya, membuat Rico juga terkejut dengan sikap Dahniah itu kepadanya, namun segera Ia menetralisir kondisi diluar yang tak disangkanya.

 

Sehingga Rico, membiarkan Dahniah menikmati bidang dadanya, perlahan tangan Dahniah meraba dadanya, dan sepintas Rico mendengar suara dari Dahniah… “Bang Saya sudah lama merindukan suasana ini, ingin merasakan lansung memelukmu, mendekap dadamu Bang, meski aku tahu saat ini Abang adalah kekasih Adel….” ungkap Dahniah menyampaikan gambaran perasaannya pada Rico selama ini, tapi belum sempat Dahniah menyebut nama utuh dari Adelia. Rico lansung menempelkan jarinya ke bibir Dahniah, untuk berhenti meneruskan menyebut nama Adelia.

 

“Sudah Nia, nikmati saja, yang Dahniah impikan selama ini, tanpa merasa bersalah, biar itu semua urusan Abang nantinya, jadi eratkan saja dekapanmu sayang” ucap Rico. Dan ucapan Rico justru membuat Dahniah makin lupa diri, Ia tak lagi ragu melingkarkan lengan dua tangannya, ketubuh Rico, sehingga Dahniah untuh sepenuhnya memeluk Rico diawal malam itu.

 

Beberapa menit kemudian, Rico meminta Dahniah melepas pelukannya, tapi menarik Dahniah ketempat tidur, tapi Dahniah pun manut, sehingga Dahniah, juga ikut keatas tempat tidur, dimana Rico sudah lebih awal telentang, Dahniah tiba disamping Rico telentang, dan Rico memilih mendahului memeluk Dahniah.

 

Pada saat yang sama, Dahniah pun menyambut pelukan Rico yang hangat, Rico menyempatkan mengecup kening Dahniah, membuat Dahniah, tubuhnya seolah tersambar tegangang tinggi arus listerik. Ia semakin merasa melayang dalam pelukan Rico, sehingga tanpa sadar kedua wajah mereka sudah presisi berhadapan, entah siapa yang memulai, mereka sudah larut dalam ciuman yang membara.

 

Dahniah, yang baru pertama kali, disentuh bibirnya oleh pria, tak merasakan kecanggungan, mungkin karena yang menyentuhnya adalah pria yang diidamkannya menjadi kekasihnya selama ini, hanya kalah duluan sama seangkatannya di IPS. Ia makin dalam menikmati pagutan bibir dari Rico, sementara Rico juga seolah mendapatkan tempat, melampiaskan kekesalannya, usai menyaksikan kekasihnya sedang dalam selimut bersama pria lain.

 

Bersambung…..

(Gimana untuk episode ini, ada masukan ya ??? komen yuk… )

Bagikan