![](https://katinting.com/wp-content/uploads/2021/08/pencil_sketch_1629590607010.jpg)
![banner 728x90 banner 728x90](https://katinting.com/wp-content/uploads/2024/07/banner-visi-sulbar-20245-scaled.jpg)
Oleh : Fhatur Anjasmara
(PART 4)
Adalah Rabu, dipenghujung bulan November 2018, Rico sedang mengaspal dengan mengedarai sebuah kendaraan roda empat, Toyota Agya modifikasi terbaru, dari tape mobil, Ia menyetel sebuah lagu barat lawas, berjudul November Rain
Tentu hanya Rico yang tahu alasan pasti, mengapa menyetel lagu dari Guns N’ Roses ?, sesekali Ia pun mengikuti irama dari lagu itu, dengan mengikuti menyanyikan liriknya. Sementara, diluar dijalan yang dilintasi oleh Rico, tampak petang makin terasa, dan gerimis juga turun terlihat dari kaca depan mobilnya, Ia segera menyetel wiper mobilnya, dan pelan tapi pasti, Ia mengarahkan kendaraannya kesalah satu komplex perumahan salah satu kawasan pemukiman elite di Makassar.
Tanpa lebih awal mengontak Adelia, Ia menyambangi rumah Adelia, selepas Ia menghabiskan waktu bersama teman club Basketnya, bermain Basket. Karena sejak meninggalkan kosannya, Ia sudah juga membawa pakaian pengganti usai mandi, dan petang itu, Ia ingin mandi dan berganti pakaian di rumah Adelia.
Seperti biasa, Rico sudah sering bertandang kerumah itu, Ia tanpa sungkan, menerobos masuk kedalam rumah besar, tempat dimana Adelia tinggal sementara, sebuah rumah yang sengaja orang tua dari Adelia kontrak untuk tempat bernaung Adelia bersaudara selama menjalani masa pendidikan di Kota Daeang julukan bagi Kota Makassar.
Adelia hanya dua bersaudara, kakak kandung dari Adelia, yakni Katara, sudah Kuliah dikampus ternama di Makassar, telah memasuki semester empat, sementara Adelia, menyelesaikan pendidikan SMA disalah satu SMA ternama pula, dan sudah berada dikelas tiga. Dimaklumi, Adelia bersaudara juga berasal dari keluarga yang cukup mampu, disalah satu kota di Sulbar, sehingga orang tua mereka menginginkan kualitas pendidikan anak anak mereka, juga sama dengan keinginan orang tua dari Rico.
Papa Katara dan Adelia, adalah seorang pengusaha material bangunan, yang cukup besar dan ternama di Sulbar, bahkan dalam lima tahun terakhir merambah ke bisnis developer, penyedia rumah bagi warga Sulbar, karena sejak Sulbar terbentuk, perpindahaan penduduk untuk menetap di ibukota Sulbar di Mamuju sangat tinggi, sehingga memberikan keuntungan besar pada pengembang perumahan tidak terkecuali PT. Sapo Inti Family (SIF) perusahaan pengembang perumahan milik dari Papa Katara dan Adelia.
Sebab itu, kakak beradik, Katara dan Adelia dari sisi materi, juga sangat berkecukupan, bisa dilihat dari rumah besar, yang dikontrak oleh Papa mereka, untuk mereka tempati selama menjalani pendidikan di Makassar, adalah rumah yang berada disalah satu kawasan elite di kota Makassar.
(pasti kesalkan, nunggu Rico, ngapain selanjutnya.. hehehe)
Karena tak curiga dengan apapun, Rico, terus saja nyelonong masuk rumah besar itu, yang kemudian menjadi awal dari retaknya hubungan antara Adelia dengan dirinya, yang mereka sudah bangun sejak awal Rico, memulai pendidikan di salah satu SMA di Kota Makassar.
Lagi lagi, sebab keterbiasaan Rico, keluar masuk dari kamar Adelia yang tepat berada didepan kamar Katara, kakak dari Adelia. Tanpa perasaan curiga sedikit pun, hanya ingin segera membersihkan dirinya, dimana dirumah tersebut, semua kamar mandi berada di kamar masing masing pemilik kamar, tentu Rico tak mungkin numpang kamar mandi, di kamar kakak Adelia, meskipun dibeberapa kesempatan, Katara, membuka pintu untuk Rico, guna memanfaatkan kamar mandinya, tapi Rico menolak, menghindari kemungkinan Katara diwaktu yang sama, Katara sedang memanfaatkan kamar mandi, sebab Rico tahu persis kebiasaan pemanfaatan kamar mandi oleh dua perempuan bersaudara itu, sama sama tak terbiasa mengunci kamar mandi mereka, dari dalam, saat mereka memanfaatkan kamar mandinya, dan Rico mengetahui kebiasaan Katara tak mengunci kamar mandi, dari beberapa kali mendengar perbincangan Katara dengan para teman temannya, yang bermain ke rumah Katara dan Adelia, itulah kemudian Rico hindari, tak pernah ingin menggunakan kamar mandi milik Katara.
“Ade’llll…..” Rico menyebut nama Adel bersamaan dengan tangan Rico, membuka gagang pintu yang kemudian membuat daun pintu kamar Adel terbuka, tapi Rico, terasa tersedak menyebut nama Adelia, sehingga tak meneruskannya, sebab seketika, Rico melihat pemandangan yang tak pernah disangka sebelumnya.
Ia tak percaya dengan yang dilihatnya barusan, Ia mematung, seperti keseterum listrik tegangan tinggi. Rico, tak berkedip, disertai kaget, jantungnya seolah terhenti, seperti usai dihempas gada dari Pati Majapahit yang terkenal dalam serial Mahabarata, belulangnya terasa remuk, Ia tak menyangka akan mendapatkan suguhan tak mengenakkan petang itu dari seorang perempuan yang disayangnya selama ini, yang dipercayai sepenuhnya.
Dari dalam kamar Adelia, diatas tempat tidur kekasihnya itu, Ia menyaksikan dua sosok anak manusia, dalam satu selimut, sama sama tak menggunakan selembar benang pun, hanya mengandalkan selimut, yang tersingkap saat mereka sama sama terkejut mendengar suara Rico yang bersamaan membuka daun pintu, sehingga Rico, bisa melihat sebagian tubuh mereka tanpa benang selembar pun.
Rico menyaksikan sisa tetes keringat dari dua manusia tersebut, Rico tentu tak punya kesimpulan lain, selain, bahwa keduanya telah melakukan hubungan badan, layaknya, pasangan kekasih yang sudah lama dalam hubungan.
Sementara itu, karena pasangan ini tak kalah kaget disaat Rico, membuka daun pintu, bahkan raut wajah Adelia tampak pucat, tak menyangka dipergoki oleh Rico, kekasihnya sendiri.
Tapi ditengah kekagetan mereka, Adelia lebih cepat, sadar dan dengan sigap menyambar handuk dari lantai di samping tempat tidur Adelia, lalu dikenakannya, dan melangkah kearah Rico, yang menampakkan wajah sangat marah, karena tersulut emosi, namun ditahannya.
Adelia, berusaha memeluk Rico, dan berbisik ditelinga Rico, yang masih mematung sembari menahan emosi.
“Maafkan Saya Bang, Saya yang salah, bukan pria itu, tapi bukan saat ini, untuk menjelaskan” bisik Adelia sembari masih memeluk Rico.
Lalu Adelia melanjutkan meski belum mendapat respon dari Rico… “Abang pulang saja dulu, biarkan Adel menyelesaikan masalah Adel dengan pria itu, percaya Bang, Saya tak melakukan hubungan badan yang abang lihat lansung, atas dasar perasaan, sekali lagi mohon percaya Bang, Adel sayang Rico, apapun yang terjadi, Adel sayang Rico, sampai kapan pun, tapi untuk saat ini, mohon Abang Rico pulang saja dulu, ke kos Abang, bentar Adel nelpon” pinta Adelia kepada Rico.
Namun, tak memberikan jawaban sepatah kata, Rico memaksakan melepas pelukan Adelia, dan segera berlalu dari depan Adelia, Rico lansung keluar dari rumah tersebut menuju ke mobilnya.
Hatinya terluka, usai menyaksikan yang tak pernah Ia harapkan untuk saksikan petang itu. Ia menginjak pedal gas mobilnya sekencang kencangnya, beruntung jalan kota Makassar yang dilewatinya saat itu, tak seramai biasanya, sehingga tak terjadi hal yang tak diinginkan.
Rico menuju ketempat teman kelasnya, meski hatinya masih dibalut emosi atas kejadian yang dihampiri di rumah kekasihnya, tapi untuk mandi dan berganti pakaian, dipetang yang sudah jelang malam itu, tak terlupakan. Ia tak ingin balik kekosannya untuk mandi dan berganti pakaian, sebab Ia tak ingin tertekan dengan apa yang baru saja dialaminya, sehingga Ia memilih kerumah teman kelasnya, adalah Dahniah.
Bersambung…….
(Gimana mulai Baper ya… ?, Tenang, untuk dua bagian kedepan, masih kisah Dahnia dan Rico, tapi jangan putus alurnya ya, sebab, nanti nda paham, kalau, Adelia muncul lagi…hihihi.. )
![banner 728x90](https://katinting.com/wp-content/uploads/2024/09/Iklan-Bedak-Lotong-Tozu-1.jpg)
![banner 728x90](https://katinting.com/wp-content/uploads/2024/12/Iklan-Pemprov-Waspada-Banjir-dan-Penerbangan-Bandara.jpg)