Katinting.com, Pasangkayu – MTQ tingkat Kabupaten Matra yang ke VI kali dianggap oleh Bupati Matra Agus Ambo Djiwa tidak sukses alias gagal.
Hal itu disampaikan saat penutupan MTQ tingkat kabupaten, sabtu malam lalu. Yang menilai pelaksanaannya sama dengan MTQ tingkat desa atau kecamatan.
“Saya bilang tidak sukses, pertama orang jarang yang datang, kegiatannya juga tidak meriah, orang bilang ini hanya sekedar menggugurkan kewajiban, saya tidak tau apakah anggarannya tidak ada, atau bagaimana, nah ini jadi catatan penting saya sebagai bupati,” ujar bupati.
Namun ia enggan menyalahkan siapa-siapa atas kegagalan tersebut, tapi akan menjadi bahan koreksi dan evaluasi bagi dirinya selaku pemegang kebijakan tertinggi di Matra, sehingga pelaksanaan MTQ seperti ini tidak terulang pada tahun mendatang.
“Setelah saya pelajari ternyata yang menjadi masalah karena kurangnya koordinasi, kurang komunikasinya kita, sehingga acara ini terkesan asal-asalan,” pungkasnya.
Pada pelaksanaan MTQ mendatang bupati berkomitmen akan memberi anggaran untuk pelaksanaan MTQ sebesar Rp. 1 miliar. Iapun menantang lembaga pengembangan tilawatil qur’an (LPTQ) Matra agar membuat pelaksanaan MTQ kedepan berlangsung meriah.
Selain pelaksaan MTQ kurang meriah, ia juga menyoroti dua kecamatan yang tidak mengikut sertakan kafilahnya dalam pelaksanaan MTQ kali ini, yakni kecamatan Sarudu, dan kecamatan Duripoku. Ia mengaku akan segera memanggil camat dari dua kecamatan tersebut.
“Nanti saya panggil khusus camatnya ini, karena tidak punya kepedulian, tidak punya komitmen. Ini kedepannya harus dibangun komunikasi antara camat dengan KUA yang ada di kecamatan, supaya tetap berjalan koordinasi. Ini pengalaman pahit saya ditahun pertama sebagai bupati,” tambahnya.
Menanggapi hal ini, pelaksana kegiatan Kabag Kesra dan Kemasyarakatan Pemkab Matra Halimah mengaku akan menjadikan pelaksanaan kegiatan MTQ kali ini sebagai koreksi besar agar tidak terulang pada pelaksanaan MTQ tahun mendatang.
Halimah berdalih, bahwa penyelenggaraan MTQ  yang berlangsung secara sederhana ini, lebih disebabkan ketersediaan anggaran yang sangat terbatas, serta kurangnya partisipasi masyarakat. Ia menyebut dana alokasi pelaksanaan MTQ tahun ini hanya sebesar Rp. 200 juta.
“Tiap tahunnya dana alokasi untuk MTQ, tidak pernah mengalami peningkatan. Jadi dengan komitmen bupati meningkatkan anggaranya menjadi Rp. 1 miliar, menurut saya ini merupakan satu terobosan besar dan menjadi tolak ukur keberhasilan pemerintahannya diperiode ke dua ini,” terangnya.
Sementara itu dalam pelaksanaan MTQ ke VI, keluar sebagai juara umum pertama kafilah dari kecamatan Pasangkayu, juara umum kedua kafilah dari kecamatan Sarjo, dan juara umum ke tiga dari kecamatan Bambaira. (Joni)