Katinting.com, Mamuju – Jelang penilaian Piala Adipura 2016,Pemerintah Kabupaten Mamuju melalui Badan Penanggulangan Dampak Lingkungan Daerah (BAPEDALDA ) menggelar rapat persiapan mengenai penilaian kebersihan tersebut dipimpin Wakil Bupati Mamuju Irwan Pababari bertempat di ruang kerjanya, Kamis (16/03/16) pagi.
Dalam rapat tersebut Irwan Pababari mengungkapkan kebersihan merupakan salah satu poin penting yang dimasukkan dalam 100 hari pertama kepemerintahannya bersama Bupati Mamuju Habsi Wahid. Dirinya menyebut program yang diusung bertajuk Mamuju Mapaccing tersebut memiliki konsep melibatkan kerja sama semua elemen. Bukan hanya pemerintah, tapi juga pihak BUMN seperti perbankan, instansi vertikal dan juga partisipasi masyarakat agar dapat bersama-sama mewujudkan Mamuju yang bersih, asri, hijau dan nyaman sebagai ibu kota provinsi. Ia mengurai kaitannya dengan tiga poin besar dalam visi misi yang dicetusnya bersama Bupati Mamuju yakni Mamuju yang Maju, sejahtera dan ramah. Poin ketiga inilah yang menjadi acuan untuk mewujudkan mimpi meraih predikat sebagai kota terbersih. Bukan sekedar piagam Adipura, namun juga pialanya.
“Ada tiga poin dalam visi misi kami yaitu Mamuju maju, sejahtera dan ramah, nah poin ke tiga inilah yang menjadi turunan untuk Mamuju yang bersih dan asri, kami tidak ingin kehilangan momentum bahwa satu atau dua tahun ke depan Mamuju dapat meraih piala Adipura,” terangnya.
Sementara itu Kepala Dinas Perhubungan Provinsi Sulawesi Barat Khaeruddin Anas yang turut hadir dalam rapat tersebut mengapresiasi Pemerintah Kabupaten Mamuju yang gencar melakukan bersih-bersih, namun ia sedikit menjelaskan masalah kebersihan bukan hanya semata-mata persoalan sampah, tapi juga persoalan keteraturan berlalu lintas di jalan.
Ia menyarankan agar Pemkab Mamuju memperhatikan masalah keberadaan Bis Sekolah sebagai salah satu aspek penting yang berkaitan dengan kebersihan dan keteraturan. Menurutnya semakin banyak penggunaaan sepeda motor oleh anak-anak yang notabene belum layak mengendarai karena belum cukup umur, maka akan semakin menciptakan kesemrawutan dan tingginya angka kecelakaan lalu lintas.
Dirinya menambahkan, banyak kelas jalan dalam kota Mamuju yang sebenarnya tidak boleh dilalui truk-truk berkapasitas besar, namun tetap dilalui karena tidak ada rambu-rambu lalu lintas yang terpasang.
“Ada jalan yang memang bisa dilewati truk bertonase tertentu dan ada juga yang tidak, tapi truk tidak pilih kelas jalan, semua dilewati,” tutur Khaeruddin.
Menurutnya akibat dari ulah truk tersebut, selain menimbulkan kemacetan juga memicu kecelakaan dan membuat jalan kota menjadi rusak, kumuh dan kotor. Pihaknya mendorong agar selain Adipura, nantinya Mamuju bisa meraih Penghargaan Wahana Tata Nugraha yaitu penghargaan kepada kota-kota yang mampu menata transportasi publik dengan baik.
Rapat tersebut dihadiri Asisten I Bidang Pemerintahan M Syahrir, Kepala BAPEDALDA Luthfi Muis, Sekretaris Dinas Tata Ruang dan Kebersihan Kabupaten Mamuju Amran, serta para Kepala SKPD lingkup Pemerintahan Kabupaten Mamuju. (SukrianiAkib)