

Mamuju, Katinting.com – Dugaan pencabulan dilakukan seorang guru honorer di salah satu SD di Kecamatan Kalukku, Mamuju berhasil diringkus oleh tim Polres Mamuju di lingkungan Gentungan, Kecamatan Kalukku.sabtu (16/2) kemarin.
inisial AS (31) diringkus karena adanya sejumlah laporan dari orang tua siswa yang melaporkan bahwa AS telah melakukan aksi cabul kepada sejumlah anak didiknya dengan modus mengiming-imingi sesuatu kepada korbannya.
Kasat reskrim Polres Mamuju, AKP Syamsuriansyah, S.E, menjelaskan, hasil penyelidikan dan interogasi terhadap para korban, diperoleh informasi bahwa pelaku AS telah melancarkan aksi bejatnya kepada lebih dari 10 orang anak dan melakukan aksi cabul lebih dari satu kali kepada tiap anak yang menjadi korbannya.
Namun, hingga saat ini baru 5 orang korban yang melaporkan perbuatan pelaku di Mapolres Mamuju. Tapi identitas korban yang lainnya sudah dikantongi oleh Personil unit Perlindungan Perempuan dan Anak (PPA) Sat reskrim Polres Mamuju yang selanjutnya akan mengarahkan korban atau keluarganya untuk melapor.
“Hasil penyelidikan petugas kami dilapangan, diperoleh informasi bahwa pelaku ini sudah memangsa anak dibawah umur lebih dari 10 orang, namun hingga saat ini baru 5 (lima) orang korban yang melapor ke Mapolres Mamuju, sedangkan sisanya sudah kami data identitasnya dan selanjutnya kami akan arahkan untuk membuat Laporan Polisi,” urai Syamsuriansyah, pada acara press confrence di ruang Sat Reskrim, Senin (18/2).
Saat diwawancarai oleh Paur Humas Polres Mamuju Bripka Hasbi Zazg, pelaku AS mengakui bahwa benar telah melakukan pencabulan kepada lebih dari 10 anak dibawah umur, yang juga merupakan anak didiknya. Bahkan salah satu korbannya dicabuli hingga 6 kali.
“Iye’ pak, ada mi lebih dari 10 orang anak saya cabuli Pak, dan salah satu anak saya cabuli sampai 6 kali pak,” tutur Pelaku (AS).
Ditempat terpisah, Direktur Yayasan Karampuang Mamuju, Ija Syahruni mengecam keras tindakan guru yang mencabuli siswanya.
“Oknum guru ini harus dihukum seberat-beratnya dan tidak bisa lagi di terima kerja sebagai guru. Sangat disayangkan bahwa kejadian ini sudah berulang dan memakan korban yang banyak. Sekolah harusnya menjadi tempat yang aman bagi anak,” kata Ija Syahruni.
Sambung Ija yang lembaganya konsen soal perlindungan perempuan dan anak mengatakan, “Anak-anak harus di latih sejak dini bagian mana saja dari tubuhnya yang tidak boleh disentuh orang lain dan mereka harus tahu melapor pada siapa jika ada yang menyentuhnya. Selain itu seluruh unsur dalam sekolah harus menjadi pelindung anak. jika ada kecurigaan harus segera di laporkan,” harapnya.
Sumber : Humas Polda Sulbar
Edit : Anhar

