

Yogyakarta, Katinting.com – Setelah melakukan kunjungan di pembuatan Bakpia Pathok 25, peserta kewirausahaan pemuda Sulawesi Barat melanjutkan kunjungannya di Brajan, Sendangagung, Minggir, Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta.
Peserta dengan sangat antusias melihat kerajinan dari Bambu, yang dikreasikan dalam banyak bentuk.
Salah seorang peserta yang berasal dari Polman, Sappewali berharap kunjungannya bisa memberi inspirasi untuk bisa mengembangkan usaha kerajinan Bambu di Sulbar.
“Kita banyak sekali bambu di Sulbar, tapi belum ada usaha dari bambu, apalagi dikembangkan menjadi sebuah kreasi yang banyak manfaat. Semoga bisa memberi inspirasi usaha kalau tiba di Sulbar nantinya,” harap Sappewali.
Sementara pemilik usaha kreasi dari Bambu, istri Sulisman menuturkan, ia merintis usahanya sudah 30 tahun lebih dan sampai hari ini masih bisa bertahan karena dikembangkan dan dikelolah secara serius, termasuk memanfaatkan perkembangan teknologi saat ini.
Sedangkan Sulisman menjelaskan bagaimana ia mengembangkan usahanya, berawal dari keprihatinannya, atas kondisi keluarga yang tidak ingin begitu saja, sehingga melakukan pendidikan selama setahun untuk kreasi dan kembali kekampung mengelolah bambu yang awalnya ia hanya bisa membuat bakul.
“Awalnya saya tidak mau seperti orang tua saya begitu terus, saya harus lebih baik, sehingga usaha ini saya kembangkan dengan melihat banyak bambu dikampung, dengan sekolah terlebih dahulu setahun di Jakarta saya kembali kembangkan usaha ini. Alhamdulillah anak saya sudah sarjana dari usaha ini,” tutur Sulisman pemilik Showroom PrinXmas.
Lanjut Sulisman, bahwa saat ini usahanya sudah di ekspor kebanyak negara, termasuk Australia, Jepang, Malaysia, Singapura, Turki dan sebagainya.
“Saya berharap di Sulbar bisa dikembangkan seperti ini (kerajinan dari bambu), disanakan ada banyak bambu bahkan ada Desa Bambu,” harapnya.
Laporan : Anhar

