banner 728x90
Irwan SP Pababari saat gelar konferensi pers di Rujab Wabup Mamuju, terkait ditutupnya posko induk untuk korban gempa dan tsunami di Sulteng. (Zulkifli)
banner 728x90

Mamuju, Katinting.com – Posko induk relawan masyarakat Mamuju yang tergabung dalam beberapa organisasi untuk pengungsi korban gempa dan tsunami, Palu, Donggala, dan Sigi, Sulawesi Tengah yang dipusatkan di Pendopo dan Rumah Jabatan (Rujab) Wakil Bupati Mamuju, Jl Ahmad Kirang, Kelurahan Binanga, Kecamatan Mamuju, Sulawesi Barat, hari Senin (8/10), resmi ditutup.

Hal itu dikarenakan frekuensi jumlah penduduk yang datang sudah mulai berkurang.

“Tapi dengan catatan ketika masih ada saudara-saudara kita yang singgah ditempat ini, kita akan melayani dengan catatan skalanya sudah kami perkecil,” ujar Irwan Pababari saat melakukan konferensi pers di Rujab Wakil Bupati Mamuju.

“Dari sisi pelayanan kesehatan kami sudah perkecil, dari sisi layanan dapur umum kita stop, karena sumbangan masih tetap mengalir ke kami,” tambahnya.

Posko induk ini dibuka pada minggu (30/9). Terhitung, hingga pada hari ini, jumlah pengungsi yang masuk mencapai 4.682 orang yang transit di posko induk tersebut. Sedangkan yang menyumbang telah tercatat sebanyak 964 orang dengan beberapa jenis sumbangan logistik dan uang tunai. Ini juga diluar hasil penggalan dana yang dikumpulkan beberapa organisasi yang tergabung dalam posko induk.

Selama sepekan dibuka, ada beberapa kegiatan yang dilakukan oleh para relawan posko induk. Selain mengumpulkan donasi dan logistik, juga membuka layanan informasi dan komunikasi. Mengingat pada saat gempa tersebut jaringan komunikasi yang ada di Sulteng mati, kecuali komunikasi konvensional seperti yang dimiliki oleh Orari.  Dan membuka race area atau transit bagi pengungsi yang keluar dari Sulteng.

Setelah menutup posko induk, fokus mereka saat ini adalah, beberapa logistik yang masih ada di posko induk akan didistribusikan ke ke Palu, Donggala dan Sigi. Sebelumnya mereka juga telah mendistribusikan logistik tersebut dari hasil pengumpulan para relawan sebanyak tiga truk.

“Ada tiga truk yang kami bawa ke Donggala, Palu dan Sigi. Yang waktu itu diantar oleh teman-teman dari Rakyat Kuasa, Ansor Banser dan teman-teman Orari,” ujarnya.

Selain itu, Irwan Pababari selaku pengarah umum di posko induk, sekaligus Wakil Bupati Mamuju ini juga mengucap banyak terimakasih kepada semua pihak yang telah berpartisipasi seperti, Pemprov Sulbar, Pemkab Mamuju, sejumlah OKP, beberapa komunitas baik yang berada dari Mamuju maupun dari luar Mamuju yang telah membantu.

Sehingga posko induk ini dapat berjalan dengan lancar dalam menangani pengungsi yang berdatangan dari Sulteng.

“Terkhusus untuk masyarakat Sulbar, saya sangat mengapresiasi dan ini adalah sebuah rasa solidaritas yang kita bisa tunjukkan dengan menyumbang baik logistik maupun uang tunai,” ungkapnya.

Pada awalnya kegiatan relawan ini diprakarsai oleh Orari lokal Mamuju bersama Orari Sulbar, Ansor/Banser, Rakyat Kuasa, Sandeq institut, Bantaya, Perkumpulan Paham Sulbar, Jari Manis, APPK Sulbar, Dregs Mamuju, Saka Bhayangkara Manakarra, TKCI Mamuju, dan FPPI, namun perlahan banyak warga, OKP dan komunitas lainnya, gabung jadi relawan.

(Zulkifli)

Bagikan

Comment