Anwar bermain Gasing Dengan Warga
Katinting.com, Mamasa – Gasing adalah salah satu permainan warga di Pitu Ulunna Salu. Bahan gasing terbuat dari pokok kayu pilihan yang seratnya rapat dan keras. Anak-anak Aralle dan Mambi dan umumnya warga di pegunungan di masa lalu–memilih pokok kayu dari pohon langsat atau jeruk. Pokok kayu dari kedua pohon ini lebih mudah dibentuk jadi gasing. Rata-rata yang ahli memahat gasing adalah para tetua. Ada juga anak muda tapi terbilang jarang, hasilnya pun tak sehalus pahatan tetua kampung.
Para pembuat gasing yang bagus sudah pasti memiliki cita rasa seni yang tinggi. Selain itu, ia juga punya parang atau pisau kecil yang tajam setajam silet. Jika gasing sudah jadi, maka dibutuhkan kararrang. Kararrang adalah alat pemutar gasing atau penarik gasing dari tali rafia yang dibeli atau sekadar sisa pengikat yang dipilin oleh tangan-tangan yang cekatan.
Kararrang gasing juga bisa dibuat dari kulit kayu tertentu yang diambil dari hutan. Sebelum dipilin, kulit kayu itu dikeringkan dulu. Setelah gasing sudah dibentuk oleh pemahat yang jago itu, di ujung bawahnya biasanya dipasangi paku. Separuh ujungnya yang runcing itulah yang ditancapkan ke dalam ‘pantat’ gasing (maaf). Jika gasing tak pakai paku alias tandak, biasanya gasing akan cepat kalah atau tak runcing lagi di bagian ujung bawahnya, terlebih jika gasing sudah sering diadu dengan lawannya.
Permainan gasing sudah lama ‘terkubur’. Zaman baru telah menghadirkan permainan yang serba ‘lucu-lucuan’. Mulai dari mobil-mobilan hingga vidio game. Cerita tentang gasing, sudah selayaknya dongeng bagi anak-anak masa kini. Permainan anak-anak saat ini yang serba aneh-aneh itu hadir secara kasat mata. Syukur-syukur, Anwar Adnan Saleh kembali mengingatkan kita akan kejayaan permainan gasing–salah satu permainan warga di kampungku dulu di masa silam. (Sarman SHD)