

Katinting.com, Mamuju – Anak usia 0 hingga 6 tahun memiliki fase tumbuh kembang yang berbeda-beda. Dalam melewati setiap fase tersebut dengan normal, orang tua mesti lebih peka melihat pertumbuhan dan perkembangan anak.
Nur Islamiah, salah seorang dosen Ilmu Keluarga, Fakultas Ekologi Manusia di Institut Pertanian Bogor (IPB) mengatakan, ada tugas-tugas anak yang harus diselesaikan dalam setiap fase tumbuh kembangnya. Apabila tugasnya tidak selesai, berarti perkembangan anak tergolong lambat. Dengan demikian, secara otomatis, tugas pada fase selanjutnya juga akan lambat.
“Misalnya, usia anak yang mulai dapat berjalan itu antara sebelas sampai lima belas bulan. Kalau difase itu tugasnya tidak selesai, berarti tugas perkembangan anak itu terlambat, dengan begitu kedepan-depannya pasti akan lambat semua. Kita perlu pelajari ini agar kita bisa peka atau sensitif melihat tumbuh kembang anak, sehingga dapat lebih cepat mencari solusi atas kelambatan tumbuh kembang anak, salah satunya dengan berkonsultasi pada dokter,” papar Islamiah, saat membawa materi Mengoptimalkan tumbuh kembang anak melalui sekolah yang ramah anak dalam pelatihan Capacity Building SIOLA yang berlangsung di Aula Marannu Golden Hotel, Selasa (01/03).
Tugas perkembangan anak, harus menguasai sesuatu pada periode tertentu, apabila tidak diselesaikan maka akan kesulitan untuk mengejar pada tahap selanjutnya, olehnya itu harus distimulasi lebih lanjut, sehingga apa yang terlambat itu dapat terselesaikan.
Dalam kesempatannya, Alumnus Psikolog Klinis Anak Universitas Indonesia ini juga menjelaskan bahwa pertumbuhan dan perkembangan memiliki arti dan pola yang berberda. Pertumbuhan adalah pola perubahan fisik secara kuantitatif. Mencakup tinggi badan, berat badan, jumlah, dan perkembangan lain yang dapat dilihat secara kasat mata. Selain orang tua, Pertumbuhan anak dipantau oleh bidan dalam kegiatan Posyandu.
Sedangkan perkembangan adalah pola perubahan secara kualitatif, tidak dapat dinilai hanya dengan kasat mata, tetapi memperhatikan perilaku anak, cara komunikasi, bersosialisasi, cara berfikir, kemandirian dan perilaku lainnya. (DHL)

