Kala debit air sungai Budong budong naik, tepi sisi kiri dan kanan sungai Budong budong, tidak terlihat, karena digenangi air, sehingga merangsek masuk ke pemukiman pertanian dan perkebunan hingga pemukiman warga di Pangalloang. (dok Fhatur Anjasmara)
banner 728x90

 

Mamuju Tengah, Katinting.com – Salah satu desa di wilayah Kecamatan Topoyo Mamuju Tengah, yang setiap saat mengalami banjir kiriman dari tingginya debit air sungai Budong budong, adalah Desa Pangalloang, sebab 80 persen wilayah desa ini bagian selatan dan barat, berbatasan langsung dengan sungai Budong budong.

Untuk itu, saat banjir melanda wilayah ini, tentu sangat merugikan bagi petani, sebab lahan garapan mereka akan menjadi hamparan genangan air yang sampai berhari hari lamanya, sehingga tanaman yang tumbuh diatasnya, mengalami penurunan produksi.

“Jagung yang kami tanam, kurang lebih dua hektar, harus gagal panen, karena hempasan banjir baru merendam jagung kami, yang baru akan keluar tunas buahnya, tapi karena terendam akhirnya mengalami busuk batang” keluh Rahim salah seorang petani di Pangalloang, Senin (21/11).

Baca juga : https://katinting.com/hari-ini-pangalloang-kembali-di-kunjungi-air-sungai-budong-budong/ 

Kondisi yang di alami bersama petani lainnya, di Pangalloang, sudah menjadi tanggungjawab pemerintah kabupaten Mamuju Tengah, guna memastikan lahan pertanian dan perkebunan mereka aman dari terjangan banjir kiriman dari sungai Budong budong, sehingga potensi produksi hasil pertanian dan perkebunan mereka, berproduksi dengan baik.

“Nah tentunya, kami mengharap tanggungjawab pemerintah kabupaten, kiranya dapat memikirkan dan mencari solusi akan kondisi yang kami alami ini, sebab kalau setiap banjir lahan kami diterjang banjir kiriman dari sungai Budong budong, tentu kami yang mengalami kerugian, karena berdampak pada pertanian dan perkebunan kami” beber Rahim.

Terpisah Kepala Desa Pangalloang Herman, saat dihubungi laman ini, mengungkapkan bahwa memang setiap sungai Budong budong mengalami peningkatan debit air, maka akan merangsek masuk ke area pertanian dan perkebunan warga hingga pemukiman.

“Sebab itu, warga petani kami dihadapkan pada ancaman kerugian, sebab mereka tak bisa memanen dengan baik hasil pertaniannya karena rusak, dan perkebunannya karena aksesnya berbahaya, akibat saat banjir binatang predator juga ikut naik ke areal mereka” ungkap Herman.

Baca juga : https://katinting.com/pangalloang-jadi-bulan-bulanan-luapan-sungai-budong-budong-bahtiar-butuh-infrastruktur-antisipasi-banjir/

Untuk itu, ia menyampaikan bahwa solusi terbaik saat ini, memastikan air tidak lagi masuk ke areal pertanian dan perkebunan warga saat sungai Budong budong debit airnya meninggi.

“Tentu tawaran kami, setelah di analisa, kami butuh, kiranya dibuatkan tanggul penahan air berupa turap batu gajah atau retaining wall, guna menahan erosi dan naiknya air ke wilayah perkebunan serta pertanian warga di Desa Pangalloang, sebab setiap banjir kurang lebih total ratusan juta rupiah kerugian dialami warga kami” pungkas Herman.

(Fhatur Anjasmara)

Bagikan

Comment