

Mamuju, Katinting.com – Inflasi Sulbar per Februari 2017 mencapai 2,26 persen (mtm) atau sekira 0,79 persen (mtm). Hal tersebut diungkapkan Sekertaris Tim TPID Sulbar, Muhammad Ali Candra saat melakukan rapat bersama di kantor BI Sulbar,Senin, (13/03).
Menurut Ali Candra inflasi Sulbar hingga 2,26 persen dipengaruhi oleh volatile food yang tergolong dalam ikan -ikanan. Dan holtikultura seperti cakalang, bandeng, layang, tongkol dan cabai rawit.
“Ini karena pengaruh cuaca, sehingga sejumlah nelaya sulit mendapatkan ikan dilaut beberapa bulan terahir, selain belum masuk juga musim panen holtikultura. Harga ikan saja sudah ada mencapai Rp 30 ribu per Kg di pasar Mamuju,” kata Ali Candra.
Selain hal diatas Ali Candra juga mengatakan komponen inti inflasi dipengaruhi oleh komoditas tukang bukan mandor dan tarif Pulsa.
“Kedua komoditas tersebut secara umum dipengaruhi naiknya upah minimum buruh yang dari Rp 1.800.000 di 2016 menjadi Rp 2000.000 di 2017 dan penyesuaian harga dari seluruh operator komputer,” ungkapnya.
Lanjut saudara wakil ketua DPRD Sulbar Hamzah Hapati Hasan ini mengatakan, mengatasi permasalahan tersebut TPID dalam waktu dekat adalah mengotimalisasi peran Bulog khususnya komoditas holtikultura serta melakukan koordinasi dengan setiap kabupaten yang saat ini memiliki infrastruktur yang mendapat dukungan proses pengendalian inflasi seperti infrastruktur pertanian dan perikanan.
“Dengan koordinasi yang baik dari seluruh pihak, TPID optimis bahwa target pencapaian inflasi di 2017 akan berada pada rentan yang telah ditetapkan oleh pemerintah yaitu empat persen plus per Mines, satu persen. (Srf)

Comment