Polewali, Katinting.com – Dalam grand desain pembentukan Provinsi Sulbar di tahun 2004, disepakati oleh para eksponen pejuang pembentukan Sulbar bahwa Kabupaten Polewali Mandar (Polman) akan menjadi pusat kebudayaan di Sulbar.
Bukan tanpa alasan Polman menjadi pilihan. Daerah yang kerap disebut bumi Tipalayo ini memiliki kekayaan budaya yang masih sangat kental. Di sejumlah titik di Polman, kita akan menjumpai sejumlah situs sejarah berikut khazanah kearifan lokal masyarakatnya yang masih setia terpelihara.
Untuk itulah, sebagai bagian dari pejuang pembentukan Sulbar, calon gubernur Sulbar nomor urut tiga Ali Baal Masdar (ABM) dalam visi dan misinya berkomitmen akan membangun taman budaya di Polman.
Menurut ABM, taman budaya ini akan menjadi pusat kegiatan para pelaku budaya di Sulbar untuk berkreasi. Sekaligus menjadi pusat informasi dan tempat belajar bagi generasi muda tentang nilai-nilai budaya.
“Insya Allah, jika Tuhan merestui kami untuk memimpin Sulbar, maka program untuk membangun taman budaya di Polman akan kita realisasikan, ini garansi saya jika terpilih, bisa anda cek di visi misi kami,“ tegas ABM kepada awak media di kediamannya, di Baruga Todilaling, minggu (27/11).
Dalam misi ABM-Enny yaitu membangun Sumber Daya Manusia berkualitas, Berkepribadian dan Berbudaya secara jelas dalam program kerjanya akan membangun Taman Budaya dan Museum Mandar di Polman. Bagi pasangan ini, konotasi pembangunan bukan hanya diarahkan pada aspek fisik semata, melainkan pembangunan manusianya.
“Jika Sulbar ini dibangun manusia, idealnya Sulbar juga harus membangun manusia,” imbuh ABM.
Dana Penelitian Maju Malaqbiq
Selain taman budaya dan museum Mandar. ABM-Enny akan menyediakan dana penelitian yang ia sebut “Dana Penelitian Maju Malaqbiq”. Dirinya berharap dengan banyaknya penelitian tentang kebudayaan di Sulbar, maka akan semakin banyak referensi bagi pemerintah provinsi Sulbar dalam merancang kebijakan-kebijakan strategis yang pondasinya adalah kebudayaan.
“Peradaban yang maju harus ditopang oleh kebudayaan. Apalah artinya ekonomi meningkat, tapi bangunan kebudayaan kita rapuh. Kita menginginkan, secara ekonomi kita meningkat, tapi disisi yang lain nilai-nilai budaya kita tak boleh tercerabut dari akarnya. Itu yang kami maksud Sulbar Maju dan Malaqbiq,” kata ABM. (*)