

Matra, Katinting.com – Pasar yang berada di sisi selatan Kota Pasangkayu ini mendapat sorotan dari berbagai pihak. Pasalnya, banyak pedagang yang mengeluh karena kurangnya pengunjung.
Faktor jarak menjadi alasan utama bagi warga untuk belanja di pasar itu. Sebab, mereka pernah menempati pasar lama yang berada di tengah pemukiman warga sebelum mereka dipindahkan sekitar dua tahun lalu.
Pasar lama sebelum terbakar merupakan tempat para pedagang berjualan yang sangat strategis, sehingga hampir tiap hari ramai pengunjung.
Menurut para pedagang pasar, selama dipindahkan ke pasar baru, dagangan mereka kurang laku akibat turunnya minat beli masyarakat.
Apalagi mereka mengaku terpaksa menyewa lapak yang disediakan oleh pemerintah setempat. Selain itu, mereka pun menyetor sejumlah uang ke petugas pasar setiap hari.
Karena itu, beberapa pedagang memutuskan keluar menjual dengan menempati beberapa sisi jalan kota, utamanya pedagang sayur-mayur dan ikan. Akibatnya, beberapa minggu terakhir di beberapa titik tempat mereka menjual sedikit mengganggu pengguna jalan umum.
Mereka terpaksa melakukan itu, karena pemerintah dianggap kurang memperhatikan nasib mereka. Rasa cemas terpancar di wajah mereka saat awak media ini menyambangi, sebab wacana pemindahan paksa akan dilakukan oleh pihak pemda bila mereka tetap menempati lapak di luar pasar.
“Kami hanya pasrah saja, tapi setidaknya pemerintah juga harus mengerti kondisi kami. Di dalam pasar kurang pembeli, ditambah lagi iuarannya,” keluh seorang pedagang.
Meski demikian, keberadaan pasar dadakan di tengah kampung ini sontak mendapat tanggapan beragam dari masyarakat, baik yang setuju maupun yang kontra. Ada yang menilai keberedaan beberapa lapak sangat mengganggu pemandangan, selain itu faktor kebersihan juga tidak bisa dijamin.
Karenanya, Dinas Perindustrian, Perdagangan dan Koperasi (Perindagkop) Mamuju Utara sebagai pihak berkompeten diminta turun tangan untuk menertibkan pasar tak ilegal tersebut. (Arham Bustaman)


