banner 728x90

 

Jumpa Pers Akhir Tahun Polda Sulbar

Mamuju, Katinting.com – Setelah menggelar serah terima jabatan Kapolda Sulawesi Barat yang lama dengan yang baru di Mapolda Sulawesi Barat pada siang harinya, malamnya Rabu (21/12) Kapolda Sulawesi Barat menggelar jumpa pers akhir tahun 2016 Polda Sulawesi Barat.

Jumpa pers ini di hadiri oleh Kapolda baru Sulawesi Barat Brigjen Pol. Nandang, Mantan Kapolda Sulawesi Barat Brigjen Pol. Lukman Wahyu Harianto, Waka Polda Kombes Tajuddin dan Kabid Humas Polda AKBP Mashura.

Lukm­an Wahyu Harianto yang aka­n menempati job barun­ya di Kasespimmen Ses­pim Polri Lemdikpol, kepada wartawan mengatakan, “Tadi sudah di serah terimakan tugas dan tanggung jawab Kapolda Sulawesi Barat. Mulai hari ini dan selanjutnya beliau (Nandang. Red) akan melaksanakan tugas dan tanggung jawab sebagai Kapolda Sulawesi Barat.”

Sesuai dengan tema, “Jumpa pers akhir tahun 2016 Polda Sulawesi Barat” Lukman yang baru menjabat selama enam bulan sebagai Kapolda Sulawesi Barat, berpindah tugas karena perintah dari Kapolri. Ia memaparkan beberapa kejadian yang terjadi di Sulawesi Barat dari tahun 2015 – 2016.

“Dari catatan kita tentang kejahatan konvensional yang perlu saya ekspos adalah yang pertama adalah Curas (Pencurian dengan kekerasan), Curat (Pencurian dengan Pemberatan), dan curanmor (Pencurian kendaraan bermotor). Itu yang agak naik signifikan,” pungkasnya.

Masalah kasus Narkoba, Lukman mengatakan tingkat peredaran Narkoba Di Sulawesi Barat tidak terlalu signifikan, dirinya juga telah melakukan pemutusan jaringan di Internal Polda Sulawesi Barat dan menurutnya sudah sangat efektif.

“Khusus Narkoba saya liat tidak terlalu signifikan masalah Narkoba hampir rata-rata seperti itu. Ya, mungkin langkah-langkah saya di internal, dua bulan lalu kita sudah laksanakan memutus jaringan ini yang saya adakan di internal saya, cuman memang saya tidak ekspos karena ini internal sekali. Dan rupanya ini sangat efektif. Untuk bisa memutus jaringan. Karena polisi – polisi yang memakai atau menjadi kurir itu bisa terjaring. Akhirnya mereka agak menjauh,” kata Lukman.

Terkait dengan masalah konflik sosial, Lukman menjelaskan persoalan yang terjadi di perbatasan Sulawesi Barat dan Sulawesi Tengah bukan persoalan batas wilayah.

“Kalau konflik sosial, potensi sebetulnya tidak signifikan artinya kelompok masyarakat, antar suku, agama tidak ada masalah. Hanya disini ada permasalahan agraria yaitu, diperbatasan Sulawesi Tengah dan Sulawesi Barat tepatnya di Donggala dan di Pasangkayu. Sebetulnya itu bukan masalah batas, sejak dulu batasnya seperti itu. Persoalannya sekarang disitu ada yang menjanjikan yaitu selain lahan-lahannya yang kosong, termasuk lahan sawit. Itu persoalannya”.

Lukman juga memaparkan Potensi bencana alam yang perlu di antisipasi pada saat musim hujan yang dapat mengakibatkan terjadinya longsor harus di perhatikan.

“Potensi bencana alam kita sudah konfirmasi sama Basarnas saat yang penting kita antisipasi adalah masalah hujan khususnya tanah longsor. Dua titik longsor ini yang paling di antisipasi adalah  arah Polman ke Mamasa dan dari Mamuju arah Mamasa lewat Mambi. Itu sudah kita antisipasi. Itu yang kita perhatikan,” jelas Lukman.

Kasus terakhir yang di paparkan Lukman yaitu terkait kasus korupsi, dirinya mengatakan dari laporan pengaduan ada enam atau tujuh kasus yang telah di laporan ke Polda baru.

“Kasus kejahatan terhadap kekayaan Negara khususnya korupsi itu dari beberapa laporan pengaduan dan sekitar enam atau tujuh kasus yang kita laporkan ke Polda Baru”.

DI tempat yang sama Kapolda Sulawesi Barat yang baru Brigjen Pol. Nandang mengatakan data 2015 tersebut dari data Mapolres yang saat itu masih berstatus Polda Sulselbar.

Memang dari data yang tadi sebenarnya itu bukan data Polda, data tahun 2015. Tahun 2015 itu data di Mapolres yang merupakan bagian dari Kapolda Sulselbar. Begitu di tetapkan Sulbar sebagai Polda. Maka itu adalah data itu diadakan.

Terkait dengan sarana dan prasarana serta jumlah personel yang masih dalam tahap konsolidasi, sehingga Polda Sulawesi Barat fokus orientasinya lebih memberdayakan Polres yang ada di Sulawesi Barat.

“Dari sarana dan prasarana, jumlah personel saat ini Polda Sulbar masih dalam tahap konsolidasi. Sehingga fokus orientasinya  dalam melaksanakan tugas, bagaimana memberdayakan Satwil Polres – Polres yang ada di Sulawesi Barat. Dalam bentuk asistensi, supervisi supaya apa yang di lakukan oleh jajaran polres lebih maksimal,” kata Nandang.

Nandang berharap Polda Sulawesi Barat kedepan dalam hal penanganan kasus dapat di sesuaikan dengan tingkat kategori kesulitan kasus.

“Kedepannya harapan Polda Sulawesi Barat, sesuai dengan kategori kalau dalam penanganan kasus yang ringan dan sedang itu cukup di Polres. Yang sulit, agak sulit dan sangat sulit itu Polda kalau Polda tidak bisa, kita serahkan Mabes Polri”.

Ia juga mengatakan kehadiran Polri di tengah masyarakat sebagai penegak hukum, juga dapat menciptakan kondisi yang dinamis.

“Yang paling utama kehadiran Polri di tengah-tengah masyarakat itu bukan hanya penegakan hukum tapi bagaimana memelihara dan menciptakan kondisi yang  dinamis dalam arti bahwa masyarakat bisa beraktivitas semaksimal mungkin dalam memenuhi kehidupan sehari-harinya”.

Dirinya juga mengharapkan agar kerja sama Polda Sulbar dan para awak media dapat berjalan dengan baik.

Yang jelas mengharapkan kerja sama yang baik dengan para wartawan. Bagaimana meningkatkan pengetahuan masyarakat tentang khususnya yang menjadi tanggung jawab kepolisian. Diharapkan dengan memahami mendapatkan informasi yang benar sehingga kontribusi terhadap keamanan itu akan lebih maksimal.  (Zulkifli)

Bagikan