
Matra, Katinting.com – Puluhan masyarakat dan sejumlah karyawan yang bekerja di perusahaan Sawit PT.Letawa (Astra Group), Desa Lariang, Kabupaten Mamuju Utara Provinsi Sulawesi Barat, menyurat dan membubuhkan tanda tangan kepada kepala ADM PT. Letawa. Mereka menuntut agar mandor rawat mike II, bernama Sukri minta mutasi ke tempat lain.
Salah satu karyawan PT. Letawa, Makmum Kaswar, kepada wartawan Minggu (23/10 kemarin mengungkapkan, mandor rawat mike II yang bernama Sukri diminta untuk dimutasi ketempat lain. Pasalnya harmonisasi antara kedua belapihak (Sukri selaku mandor dan karyawan-red) suda tidak terjalin dengan baik.
“Kami meminta mandor maik II yang bernama Sukri agar dimutasi ketempat lain, bila perlu dipecat sekalipun. Pasalnya keharmonisan antara dia dan karyawan sudah tidak terjalin dengan baik. Bahkan sikapnya ini bisa mencederai karyawan dan merugikan pihak perusahaan,” ungkap Makmum diamini karyawan lainnya.
Menurut Makmum, sejak dirinya dan karyawan lainnya bekerja di maik II, Sukri kerab memperlihatkan sikap arogan dan diskriminasi kepada sejumlah karyawan. Bahkan, kata Makmum, karyawan kerab dipekerjakan untuk kepentingan pribadinya sementara terhitung dipembayaran harian kerja perusahaan.
“Karyawan sering diperjakan untuk menyemprot rumput dan menanam dan panen jagung dikebunnya serta disuruh mengambil pasir 70 sampai 100 karung untuk pembangunan rumahnya. Sementara ini terhitung dipembayaran harian perusahaan,” ungkapnya.
Belum lagi beber Makmum, Sukri melakukan mutasi terhadap 3 orang karyawan termasuk dirinya ke Apdelin Juliet tanpa ada alasan secara komprehensif yang menurutnya adalah pili kasih. Bahkan, Sukri diduga pernah manipulasi data pada penerimaan karyawan di mike II.
Yang sangat disayangkan tambahnya, sejak karyawan melayangkan surat ke kepala ADM yang di tembus Direktur Utama PT. Letawa tertanggal 13 Oktober 2016 yang dibubuhi tanda tangan karyawan dan puluhan masyarakat, pihak perusahaan hingga saat ini belum melakukan langkah seperti yang diinginkan.
“Kalau perusahan tidak melakukan langkah seperti yang kami minta maka kami akan berencana menemui koordinator buruh yang ada di wilayah ini dan mendesak pihak perusahaan melakukan langkah, sebab ini kami rasa sudah diluar batas kewajaran,” tutupnya. (Joni)
