

Mamuju, Katinting.com – Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) dan Forum Koordinasi Pencegahan Terorisme (FKPT) Sulawesi Barat menggelar dialog bersama untuk menanggulangi ancaman terorisme, yang dianggap menjadi ancaman global dan internasional Asean bahkan lokalitas.
Trauma yang begitu mendalam bagi masyarakat pernah terlihat dan diingat menjadi kejadian atas tindakan seorang terorisme yang keji tanpa ada rasa ibah membuat banyak manusia kehilangan nyawa. Sehingga FKPT Sulawesi Barat melibatkan tokoh agama, adat, budaya, dan seniman mengajak untuk menghindari dan mencegah terorisme secara bersama yang bisa memasuki ruang-ruang publik Masyarakat.
Fenomena yang terjadi adanya doktrin oleh kelompok tertentu dan menjadi kristal dan perlu dicermati bukan hanya kemiskinan yang menjadi sasaran utama yang di ramu oleh pelaku namun juga orang-orang kaya yang bisa digrogoti, ungkap Ali Fauzi sebagai narasumber dalam kegiatan tersebut.
Ali Fauzi yang juga saudara kandung dari Amrozi dan Ali Imron, bercerita profil tentang sejarah dirinya, saat dialog pelibatan masyarakat dikalangan tokoh budaya dalam pencegahan terorisme di Sulawesi Barat, bahwa taktik gerilyawan semakin kecil jumlah terorisme maka akan semakin sulit didapatkan hingga dirinya bercerita membuat 1 bom yang hanya menghabiskan Rp. 15.000 dan dirinya bercerita bahwa lebih sulit buat layang-layang dari pada bom.
“Saya adalah mantan teroris, saya lebih gampang buat bom dari pada layang-layang dan biaya yang lebih murah, saya hanya habiskan Rp. 15.000,” tutup Ali Fauzi. (Wahid)

Comment