Mamuju, Katinting.com – Tokoh kharismatik, pejuang yang tak kenal lelah menghadap Sang Ilahi, siang tadi, Senin (29/08). Ia Aruchul Tahir, bisa dikata bapak dari semua generasi, dalam perjuangannya ia menelurkan Kabupaten Mamuju Utara, Provinsi Sulawesi Barat dan terakhir adalah Kabupaten Mamuju Tengah.
Dalam kisah hidupnya ia sangat akrab semua kalangan muda ataupun tua, semangat yang tak pernah surut, konsistensinya tidak goyah oleh apapun.
Dari catatan wartawan senior Sulawesi Barat, Adi Arwan Alimin, yang kini menjadi komisioner KPU Sulbar menuliskan kisah pertama kalinya mengenal Aruchul Tahir.
Adi Arwan menceritakan, ruangan itu tiba-tiba senyap. Ketika sebuah gebrakan menghantam meja pertemuan. Kami yang berdiri di belakang segera mencari tahu. Orang-orang yang hadir saling memandang, atau menundukkan wajah.
“Kami hanya ingin memastikan, bila ibukota tidak di Mamuju, kami tidak usah ikut!” Kalimat itu terlontar dengan dialek khas, diiringi tinju yang melayang ke meja. Ia berdiri mengemasi map, lalu diikuti delegasi lainnya. Itulah perjumpaan pertama saya sebagai reporter dengan tokoh kharismatik ini.” kenang Adi Arwan Alimin.
11 tahun kemudian, saya pernah mengantar beliau pulang ke Kali Mamuju. Ia menyebut sikapnya belasan tahun itu sebagai bentuk tanggung jawabnya kepada rakyat Mamuju. Saya mengingatkan momentum itu.
“Itulah bentuk propaganda, atau sikap politik. Kalau saya tidak melakukannya wallahu a’lam… saya tidak berani pulang.” Sebutnya kemudian.
Lelaki itu, Aruchul Tahir, kini meninggalkan kita. Almarhum meninggal dunia setelah dirawat di Makassar. Tanah ini menangis. Sulbar lagi-lagi ditinggalkan salah satu pejuangnya. (Anhar)