Peserta aksi unjuk rasa, saat bersua Pj. Gubernur Sulbar Prof Zudan Arif Fakrulloh di ruang penerimaan aspirasi, Pemkab Mamuju Tengah, pada Selasa 06 Juni 2023. (dok Fhatur Anjasmara)
banner 728x90
banner 728x90

Mamuju Tengah, Katinting.com- Kehadiran Pj Gubernur Sulbar Prof Zudan Arif Fakrulloh di Mamuju Tengah dalam lawatan kunjungan kerjanya, ternyata mendapat sambutan hangat dengan aksi unjuk rasa dari HMI Cabang Mamuju Tengah.

Tidak kurang dari 25 orang massa dari HMI Cabang Mamuju Tengah dengan membawa pengeras suara di atas mobil, star dari Tugu Benteng Kayumangiwang beranjak ke Kantor Bupati Mamuju Tengah, dan setibanya di pelataran kantor bupati rombongan peserta Unras menggelar orasi.

Diantara isu yang disuarakan oleh peserta aksi, terkait maraknya perusahaan tambang tanpa izin (PETI), melakukan aktivitas di wilayah Kabupaten Pasangkayu dan khususnya Kabupaten Mamuju Tengah.

“Tentu kami menolak kegiatan aktivitas PETI didua wilayah ini, terlebih kemudian pelakunya, mereka yang memiliki kuasa dalam banyak hal termasuk mampu menjaga oligarki mereka di kekuasaan,” sebut orator aksi.

Orator aksi juga mengecam tindakan sejumlah oknum aparat di Pasangkayu saat mengamankan Unras, karena ada peserta Unras mendapatkan tindakan kekerasan dari terduga oknum pengamanan.

“Karenanya kami juga ingin bertemu Wakapolda Sulbar, ingin menyampaikan permintaan kami, menarik Kapolres Kabupaten Pasangkayu, atas insiden tersebut” pinta pendemo.

Setelah mereka menyampaikan orasi, peserta aksi di giring, ke selasar kantor bupati di lantai dua, untuk diterima oleh Pj. Gubernur Sulbar, dan nyaris kurang lebih dua jam menunggu, akhirnya peserta aksi baru dapat bertemu dengan Prof Zudan.

Kepada Pj Gubernur Sulbar, pendemo menyampaikan langsung bahwa persoalan reforma agraria di Mamuju Tengah adalah persoalan yang sangat perlu dan membutuhkan perhatian serius, melalui salah seorang jubirnya, Masbur, HMI Cabang Mamuju Tengah, menuturkan bahwa salah satu perusahaan sawit yakni PT Wahana Karya Sejahtera Mandiri (WKSM) sepertinya tidak memiliki batas area perkebunan yang jelas, sehingga ada banyak masyarakat yang saat ini dirugikan, tetiba lahan mereka di ambil PT WKSM meskipun telah belasan tahun dikelola oleh masyarakat.

“Karenanya saya berharap ini, menjadi perhatian Pj. Gubernur Sulawesi Barat, kiranya dapat mengingatkan pihak BPN agar dalam penentuan batas batas lahan perusahaan, mesti melihat bahwa di situ sudah ada masyarakat yang lebih awal mengelola,” ujar Masbur.

HMI Cabang Mamuju Tengah juga menyampaikan kepada Pj Gubernur terkait PETI, agar tegas dilakukan penindakan,selain itu terkait TORA yang pernah dibicarakan di masa Pj Gubernur sebelumnya, juga bisa dibicarakan kembali oleh Pj. Gubernur Prof Zudan.

Menanggapi apa yang di sampaikan oleh pendemo, Pj. Gubernur meminta kiranya semua pihak ketika menyampaikan persoalan, hendaknya bicara data,sehingga gampang mencari solusinya.

“Karenanya, saya meminta adik adik HMI Cabang Mamuju Tengah, kiranya bicara dengan data, dan kalau memang punya data, maka bisa menemui saya, dengan membuat janji lebih awal, bahkan setiap tiga bulan sekali, ada ruang bagi teman teman OKP dan organisasi media untuk bertemu sebagai ruang Curhat” jelas Prof Zudan sembari mengakhiri pertemuannya dengan para pendemo.

Namun tak puas dengan penjelasan Pj. Gubernur Sulbar, massa HMI Cabang Mamuju Tengah, kembali menuju ke titik aksi awalnya, menggelar orasi, masih dengan isu yang sama, bahkan aksi lanjutannya diwarnai dengan pembakaran ban bekas, di atas badan di simpang Jalan Soekarno Hatta dengan Jalan Daengna Maccirinnae, Tobadak, Mamuju Tengah. Bahkan peserta aksi sempat mengejar kendaraan yang mereka di duga kendaraan rombongan Pj. Gubernur Sulbar. (Fhatur Anjasmara)

Bagikan

Comment