
Pasangkayu, Katinting.com – Hari Lingkungan Hidup (HLH) sedunia di wilayah Sulawesi Barat dipusatkan di PT Tanjung Sarana Lestari di Desa Ako, Kabupaten Pasangkayu.
Pada hari Senin, 5 Juni 2023, acara ini dihadiri Pj Gebernur Sulbar, Prof. Zudan Arif Fakrulloh beserta rombongan. Tampak Bupati Pasangkayu, Yaumil Ambo Djiwa dan Wabup, Herny Agus mendapingi.
DLH Sulbar pada HLH kali ini akan menumbuhi sekira 85.000 pohon mangrove secara menyeluruh di pesisir pantai Sulbar.
Pj Gubernur Sulbar, menekankan pentingnya sinergi semua pihak mencari solusi soal polusi plastik di Indonesia. Seperti sambutan Menteri LHK yang ia bacakan.
Menurut anggota DPRD Pasangkayu, Herman Yunus, daerah ini menghadapi tantangan besar dalam menjaga keseimbangan lingkungan hidup.
Herman menjelaskan lebih 50 persen wilayah Pasangkayu sudah ditanami sawit. Itu memberi dampak peningkatan air payau akibat perubahan aliran sungai Pasangkayu.
Hal itu, lanjut mantan aktivis buruh ini, dapat memberikan dampak serius pada pemukiman warga, khususnya Dusun Sinar Wajo.
Meski demikian, ia tak memungkiri bahwa perkebunan sawit juga memberikan manfaat ekonomi yang signifikan, namun dampaknya terhadap lingkungan tidak bisa diabaikan.
“Konversi lahan secara meluas menyebabkan hilangnya habitat alami, penurunan kualitas tanah, serta pencemaran air dan udara,” sebut politisi yang karib disapa Bung HY ini.

Mestinya, masyarakat dan pemerintah setempat menyadari pentingnya menjaga keseimbangan antara ekonomi dan lingkungan.
Melibatkan petani dan perusahaan sawit, bagi Herman, salah satu upaya mengurangi dampak negatif perkebunan sawit dengan memperkuat pengelolaan berkelanjutan yang ramah lingkungan.
Momen HLH ini, Herman yunus mendorong pemda dan semua stakeholder berkomitmen untuk menjaga lingkungan dan pembangunan yang berkelanjutan.
Terkhusus DLH Pasangkayu, dia meminta segera berbenah secara internal melakukan fungsi dan kewenangannya. Apalagi maraknya dugaan tambang galian C ilegal gak berizin.
Arham Bustaman

Comment