
Pasangkayu, Katinting.com – Ketua DPRD Pasangkayu, Alwiaty memimpin prosesi tabur bunga di Taman Makam Pahlawan Martajaya, Kecamatan Pasangkayu, Kabupaten Pasangkayu, Sulawesi Barat.
Alwiaty menyebut, peringatan Hari Pahlawan yang dilaksanakan setiap tanggal 10 November merupakan wujud terimakasih kepada para pahlawan yang gugur membela tanah air.
“Ini momen setiap tahun kita laksanakan sebagai bangsa. Maksudnya agar kita mengingat jasa-jasa para pahlawan pembela kemerdakaan yang rela mati demi bangsa dan NKRI,” sebut Alwiaty.
Dia mengingatkan bagi generasi penerus bangsa, bahwa hari kemerdakaan mestinya diisi dengan hal yang positif dan inovatif demi melanjutkan cita luhur para pejuangan yang gugur di medan perang.
Lebih jauh Aty menjelaskan, perjuangan mengisi kemerdakaan tak kalah berat. Sebab, begitu banyak tantangan bahkan dari dalam sendiri.
Itu juga lanjut dia, pernah disampaikan Sukarno, bahwa mempertahankan kemerdakaan jauh lebih sulit daripada merebut dari tangan penjajah. Masalahnya, yang mejadi musuh adalah saudara bangsa sendiri.
Karena itu, dia mendorong semua pihak yang berkepentingan agar menyalurkan seluruh potensi yang ada demi meningkat kesejahteraan masyarakat.
“Bagi pemangku kebijakan, seyogyanya mengerahkan seluruh potensi yang demi perbaikan ekonomi pasca pandemi. Itu cara kita mengejar ketertinggalan dari negara lain,” lanjut Aty.
Tabur bunga juga dilaksanakan di laut Anjungan Vovasanggayu usai upacara di halaman Kantor Bupati Pasangkayu, Jumat, 10 November 2023.

“Bahwa pada hari ini, 10 November 2023 kita memperingati hari pahlawan, hari yang sangat bermakna bagi kehidupan berbangsa dan bernegara,” sambut Wabup Pasangkayu, Herny Agus selaku inspektur upacara membacakan sambutan Mensos RI.
Turut hadir Dandim 1427 Pasangkayu, Kapolres Pasangkayu, Kajari Pasangkayu, Kepala Kemenag Pasangkayu, Sekda Pasangkayu dan sejumlah kepala OPD.
Tema Hari Pahlawan kali ini yakni ,”Semangat Pahlawan Untuk Masa depan Bangsa dalam memerangi kemiskinan dan kebodohan”.
Tema ini kata Herny, diangkat melalui renungan yang mendalam untuk menjawab ancaman penjajahan modern yang kian nyata.
Arham Bustaman

