Katinting.com, Mamuju – Pemerintah Kabupaten Mamuju, meninjau langsung hari pertama Ujian Nasional (UN) tahun ajaran 2015-2016, dimana Bupati Mamuju Drs. H. Habsi Wahid mengunjungi 4 Sekolah Menangah Atas (SMA) diantaranya, SMA Negeri 1 Mamuju, SMK 1 Mamuju, SMK Negeri 1 Rangas dan Madrasah Aliyah Negeri (MAN) Mamuju. Senin, (04/04).
Dari empat sekolah yang sempat dikunjungi, terdapat dua sekolah yang menerapkan sistem Computer Based Test (CBT) atau dikenal dengan Ujian Nasional Berbasis Komputer (UNBK) yakni SMK 1 Mamuju dan SMK Negeri 1 Rangas.
Di Kabupaten Mamuju, hanya ada empat sekolah yang menerapkan sistem UNBK, selain dua tersebut diatas, juga termasuk SMK Tanratu Pattanabali Mamuju, dan SMK Negeri Papalang.
Melihat sistem ujian yang tergolong baru tersebut, Bupati Mamuju, H. Habsi Wahid mengakui adanya peningkatan di Kabupaten Mamuju. Menurutnya, peningkatan tersebut harus ditunjang dengan kapasitas guru, utamanya pemahaman tentang ilmu komunikasi dan teknologi.
“Saya harap kedepan dalam memperbaiki proses belajar mengajar, kita mengacu pada teknologi yang berbasis IT. Jadi saya menghgimbau kepada guru, tingkatkan kapasitanya, terlebih pemahaman terhadap teknologi. Gurunya juga harus disiplin, sehingga anak-anak dapat mengikuti,” papar Habsi Wahid.
Sementara itu, wakil Bupati Mamuju, H. Irwan Pababari yang juga turut meninjau pelaksanaan UN, menanggapi bahwa harus diakui kualitas pendidikan anak sekolah bukan hanya ditunjang sarana dan prasarana tapi juga ditunjang oleh guru yang berkapasitas. Menurutnya, selain memiliki ilmu pengetahuan, guru juga harus terampil, apalagi terhadap perkembangan teknologi.
“Jadi semestinya, harus ada pelatihan khusus kepada guru yang memang secara teknis mereka belum menguasai perkembangan teknologi,” sebut Irwan.
Ia melanjutkan, pengembangan kemampuan guru tersebut telah menjadi salah satu fokus Pemerintah Kabupaten dalam membangun Mamuju.
Sekedar diketahui, berdasarkan informasi dari website resmi Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan RI, Penyelenggaraan UNBK saat ini menggunakan sistem semi-online yaitu soal dikirim dari server pusat secara online melalui jaringan (sinkronisasi) ke server lokal (sekolah), kemudian ujian siswa dilayani oleh server lokal (sekolah) secara offline. Selanjutnya hasil ujian dikirim kembali dari server lokal (sekolah) ke server pusat secara online (upload). (Dian Hardianti Lestari)