Mamuju, Katinting.com – Kepolisian pernah merilis angka kematian dijalan di dominasi kelompok Milenial dan kecelakaan menjadi penyebab kamatian kelima tertinggi di dunia. Sehingga diharapkan kegiatan Milenial Road Safety Festival (MRSF) 2019 tidak hanya menjadi seremonial.
Kapolda Sulawesi Barat, Brigjen Pol Baharuddin Djafar, mengatakan sekitar 56 persen kecelakaan lalu lintas di Indonesia adalah kaum milenial. Sehingga untuk menindaklanjuti pasca MRSF 2019 agar tidak di cap sebagai kegiatan seremonial belaka, Kapolda Sulbar akan intens melakukan upaya pencegahan dan pendidikan.
Hal tersebut disampaikan Kapolda dalam keterangannya menjawab pertanyaan pers terkait banyaknya anak sekolah yang masih dibawah umur, dan belum layak mengendarai kendaraan kesekolah.
Ia menegaskan akan menugaskan Bimas (Bimbingan Masyarakat) dan Pendidikan Masyarakat Lalu Lintas (Dikmas Lantas) untuk masing-masing masuk kesekolah memberikan pengertian kepada siswa untuk menciptakan keamanan, keselamatam, ketertiban, berlalu lintas guna menekan angka kecelakaan berlalu lintas.
“Coba itu di rumuskan agar jangan sampai ini kesannya hanya seremoni belaka. karena harus ada pencegahan,” pinta Kapolda Sulbar kepada petugas Bimas dan Dikmas Lantas Kapolda, Senin (25/1).
Sambung kata Kapolda, itu boleh diajukan kepada saya untuk melihat nanti ini, apakah kegiatan itu ada gak impact nya, jangan sampai hanya seremoni. tapi nyatanya semakin banyak kecelakan yang terjadi. ini sayang sekali, terangnya.
Kapolda mengungkapkan, pada kegiatan MRSF kemarin, Minggu (24/2), Polda Sulbar telah melakukan komunikasi dengan menampilkan testimoni dari para pengendara yang mengalami kecelakaan lalu lintas. Itu sebagai pesan kemasyarakat agar taat terhadap aturan lalu lintas.
“Kita memperlihatkan korban-korban langsung, itu pesannya sampai (ke masyarakat). Jadi para pejabat-pejabat dekat saya mengatakan ini bagus sekali karena dia berpesan langsung ada testimoni daripada korban,” ungkapnya.
masih kata Kapolda Sulba, di Sulbar ini, orangtua dengan mudah memberikan kendaraan kepada anaknya untuk pergi ke sekolah, padahal belum cukup umur. Olehnya itu ia meminta kepada anggotanya ketika mendapati anak dibawa umur yang memakai kendaran untuk melakukan pembinaan.
“Nah ini pun juga sekali lagi penindakannya juga harus dengan baik. Melihat apakah ini mau di bina atau separti apa, jadi pada umumnya untuk remaja ini harus di bina untuk bagaimana anak-anak remaja kita ini menjadi pemimpin di masa-masa yang akan datang,” tutup Kapolda.
(Zulkifli)