Katinting.com, Mamuju- Dugaan penculikan dan pengeroyokan yang dilakukan oleh oknum aparat Kepolisian Polres Mamuju yang terjadi pada Tanggal 22 Mei yang lalu terhadap salah satu Mahasiswa Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Muhammadiyah Mamuju (STIE-MM) yang telah dilaporkan dianggap belum ada kejelasan perkembangan kasusnya sehingga puluhan mahasiswa melakukan aksi dengan mengatasamakan Aliansi Mahasiswa Anti Kekerasaan Aparat.
BACA JUGA : https://katinting.com/tindakan-premanisme-9-oknum-polisi/
Aksi damai yang dilakukan Aliansi Mahasiswa Anti Kekerasan Aparat mereka memfokuskan di Dua titik yakni DPRD dan kantor Polisi Resort Mamuju. Jum’at (27/5)
Dalam aksi yang dilakukan di DPRD Kabupaten Mamuju, mereka menuntut agar Anggota DPRD mengecam tindakan yang dilakukan oknum aparat kepolisian yang bertindak layaknya preman, meminta agar Kapolres Mamuju di copot dari jabatannya jika tak mampu menyelesaikan kasus yang dilaporkan, serta memecat oknum anggota polres Mamuju yang melakukan pengeroyokan, menegakkan supremasi kukum, dan stop kriminalisasi terhadap mahasiswa.
Ditempat yang sama Perwakilan Anggota DPRD yang menerima aksi unjuk rasa H. Bahrun Rasyid mengatakan, mengecam aksi yang dilakukan oleh oknum anggota Polres Mamuju dan pihaknya yakni DPRD secara institusi akan memanggil Kapolres Mamuju untuk membahas lebih lanjut terkait permasalahaan ini.
“Kami DPRD mengutuk tindakan yang dilakukan oleh Oknum Anggota Polres Mamuju terkait pengeroyokan ini, karena tidak seharusnya pengayom atau pelindung masyarakat malah melakukan tindakan seperti preman yang menculik dan mengeroyok mahasiswa atau juga masyarakat,” tegas Bahrun. (Zulkarnain)