Abrasi Merusak Kebun, Warga Kalindu Protes Tambang Galian C Sungai Lariang
Peninjauan Lokasi Tambang Galian C Sungai Lariang
banner 728x90

Katinting.com, Pasangkayu – Keberadaan tambang galian C dibantaran sungai Lariang milik CV. Maju Bersama, diprotes warga Dusun Kalindu, Desa Lariang, Kecamatan Tikke Raya. Warga beranggapan keberadaan tambang tersebut membuat proses abrasi semakin massif dan telah menghilangkan lahan perkebunan mereka.

Hal itu disampaikan oleh puluhan warga Kalindu saat melakukan pertemuan dan peninjauan lapangan dengan beberapa SKPD terkait, seperti badan lingkungan hidup daerah (BLHD) Matra, dinas ESDM Matra, dinas pelayanan terpadu satu pintu (PTSP) Matra, serta si pemilik tambang, Kamis (04/02).

Saat melakukan kunjungan lapangan, sempat terjadi ketegangan antara sipemilik tambang dan masyarakat, pasalnya sipemilik tambang tak terima jika dikatakan bahwa tambang galian C-nyalah yang menjadi penyebab hilangnya perkebunan warga.

Sipemilik tambang Suardi berdalih, bahwa proses abrasi terjadi lebih karena faktor alam yang sudah berlangsung lama, kehadirannya justeru ingin membuat tanggul untuk menutup aliran sungai yang menuju ke perkebunan warga.

“Proses abrasi itu sudah lama terjadi pak, sementara saya menambang di bagian sini baru dua minggu, saya justeru ingin membuat tanggul pasir disini untuk menutup aliran sungai menuju ke lahan warga, saya juga sudah rugi banyak pak,” ujarnya membantah tuduhan warga.

Sementara itu, salah seorang warga yang kebunnya telah raib dilahap derasnya arus sungai Lariang, Toni masih tak terima dengan penjelasan Suardi, ia menyampaikan bahwa setelah beroperasinya tambang galian C tersebut, justeru membuat arus sungai semakin kuat meruntuhkan tanah tepi sungai, yang secara perlahan menelan kebunnya hingga ludes.

“Dengan adanya tambang ini, saya meminta keadilan karena kebun saya telah dirusak, dan saya minta penambangan galian c ini dihentikan, dan saya minta pemerintah juga segera bertindak,” ujarnya menimpali dengan nada tinggi.

Saling adu argumen antara pemilik tambang dan masyarakat berlangsung hingga beberapa saat, dan komentar masyarakat waktu itu semakin diperkuat oleh Kepala Desa Lariang Andi Firdaus. Namun secara perlahan ketegangan mulai mereda saat beberapa kepala SKPD yang hadir coba melerai.

Meski demikian kedua belah pihak masih tetap ngotot berada dalam posisi yang benar, wargapun mendesak dinas terkait untuk segera menutup operasi tambang galian C tersebut, dan diharapkan pemerintah tidak berpihak pada investor. (Joni)

Bagikan