Ilustrasi penampakan matahari di angkasa. (dok Int)

Mamuju, Katinting.com – Menjelang akhir tahun 2023 lalu, sejumlah ucapan tutup dan sambut tahun berseliweran, bertuliskan akhirnya drama 365 hari sebentar lagi akan berlalu, dan sebentar lagi kita akan memasuki tahun 2024. Tapi ada yang tahu, atau tidak bahwa tahun 2024 jumlah hari akan lebih satu hari dari tahun 2023 ?

Dari situs History, tahun kabisat pertama diperkenalkan oleh adalah Julius Caesar dan filsufnya Sosigenes. Mereka membuat suatu modifikasi penting dalam kalender Romawi kuno, dengan menambahkan satu hari untuk setiap tahun keempat, yakni menambahkan satu hari pada bulan Februari.

Masih dari situs yang sama, di abad ke 16, muncul eksepsi dari sejumlah ilmuwan, mengatakan bahwa jumlah perhitungan hari oleh Juliua Caesar dan kawan kawan, masik kurang. Hal ini memicu masalah bagi Gereja Katolik, sebab tanggal paskah lari dari tanggal tradisionalnya.

Silang pendapat di masa itu, kemudian melahirkan keputusan penting dalam sejarah perhitungan kalender, dimana Paus Gregorius XIII menugaskan untuk membuat kalender yang dimodifikasi dan disebut kalender Gregorian. Dalam kalender Gregorian yang sekarang digunakan secara umum, selisihnya disesuaikan dengan menambahkan satu hari tambahan hanya pada tahun-tahun abad yang habis dibagi 400 (misalnya, 1600, 2000).

Nah untuk memudahkan mengetahui bahwa kita sedang berada di penanggalan atau kalender tahun Kabisat, dapat dilihat pada satu bulan dalam setiap tahun, jika pada Bulan Februari jumlah harinya adalah 29 hari, maka kita sedang berada dalam kalender tahun Kabisat, tapi jika hanya 28 hari, berarti kita berada pada penanggalan kalender bukan tahun Kabisat.

Dikutip dari penjelasan Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN), di situsnya oleh laman ini, membeberkan secara gamblang cara membedakan tahun Kabisat dan bukan tahun kabisat ;

  • Apabila angka tahun tersebut habis dibagi dengan 400, maka tahun itu adalah tahun kabisat
  • Apabila angka tahun tersebut tidak habis dibagi dengan angka 400, namun malah habis dibagi angka 100, maka tahun tersebut bukanlah tahun kabisat.
  • Apabila tahun tersebut tidak habis dibagi 400 ataupun 100, namun habis dibagi dengan angka 4, maka tahun itu adalah tahun kabisat
  • Apabila tahun tersebut tidak habis dibagi 400, 100, maupun 4, maka dipastikan tahun tersebut bukanlah tahun kabisat.

Jadi lebih dapat dipahami bahwa perbedaan Kabisat dan bukan tahun Kabisat, adalah merupakan perhitungan sistem orbit matahari, yakni Bumi membutuhkan waktu sekitar 365 hari 6 jam untuk mengorbit Matahari. Hal tersebut membuat jumlah hari pada satu tahun biasanya dihitung dalam 365 hari.

Selanjutnya sisa waktu 6 jam tersebut apabila dikumpulkan dapat menjadi 1 hari yang akan ditambahkan dalam tahun kabisat. Meskipun terdengar sepele, kehadiran tahun kabisat ternyata memiliki peranan yang penting dalam kalender tahunan dan pergantian Kabisat ini, setiap empat tahun, dan tanggal 29 Februari 2024 nanti, adalah tanda datangnya tahun Kabisat.

Demikian penjelasan tahun Kabisat ini, yang laman ini kutif dari berbagai sumber terpercaya, semoga memberi referensi tambahan pengetahuan bagi pembaca laman ini. (Fhatur Anjasmara)

Bagikan