Wahyu.
banner 728x90

Oleh : Wahyu, Bidang Advokasi Relawan Pejuang Demokrasi

JUMAT, 15 Januari 2021, sekira pukul 02.28 dinihari, Mamuju-Majene mengalami bencana gempa bumi berkekuatan M6,2.

7.240 rumah rusak mulai dari rusak ringan, sedan dan berat. Terdapat 278 korban luka berat yang tersebar di Kabupaten Majene dengan rincian 69 orang luka berat dan mamuju 209 orang luka berat. Sedangkan jumlah luka ringan yang terlaporkan di Kabupaten Mamuju sebanyak 6.478 dan dan di Majene sebanyak 2.493 orang

Ribuan warga menjauhi bibir pantai menuju dataran tinggi untuk mengungsi bahkan banyak juga sebagaian orang lebih memilih untuk keluar dari daerah Mamuju dan Majene saat itu. Menurut hemat saya, keadaan masyarakat yang menyalamatkan diri murni lahir dari intuisi.

Yang menjadi perhatian saat itu adalah koordinasi BMKG dan juga Pemerintah tidak berjalan sewaktu gempa sebelumnya di tanggal 14 hari kamis 5,9 M. Penimalisiran korban jiwa semisal bisa saja dilakukan saat itu jika koordinasi berjalan kesiap siagaan peringatan dini gempa susulan atau penghimbauan mengugsi kepada masyarakat.

Tercatat historis bencana alam di Sulawesi Barat, bencana gempa, tsunami, banjir, angin, badai angin, longsor, kekeringan, karhutlah sudah berulang kali terjadi bahkan gempa dan tsunami pertama kali pernah terjadi di tahun 1967.

Dengan melihat peristiwa bencana Sulbar, seharusnya Pemerintah sangat perlu untuk lebih siap dalam pra bencana yang perlu dilakukan pembahasan soal kesiap-siagaan mitigasi dan pencegahan, dan pasca bencana yang perlu dilakukan soal pemulihan, untuk menimalisir resiko bencana.

Siklus manajemen kebencanaan tentang pemulihan rehabilitasi dan kontruksi semenjak 1 tahun berlalu perbaikan dan pemulihan semua aspek layanan publik/ masyarakat sampai tingkat memadai pada wilayah pascabencana dengan sasaran utama normalisasi berjalannya secara wajar berbagai aspek dan seluruh sektor pemerintahan ekonomi dan kehidupan masyarakat telah berjalan seperti biasanya.

Sulbar yang terdiri dari 6 kabupaten, 5 diantaranya terletak di sepanjang garis pantai memiliki wilayah pesisir dan pulau pulau kecil, juga merupakan penduduk besar dan kegiatan perekonomian pesat. Resiko bencana di wilayah pesisir cederung mengalami bencana alam lebih banyak.

Disisi lain ekosistem pesisir sangat rentan terhadap kerusakan dan perusakan baik secara alami oleh alam maupun oleh aktifitas manusia. Bila pengelolaan dan pemanfaatan kawasan tersebut tidak dilakukan dengan bijaksana, maka akan terjadi kerusakan dan bencana alam yang sangat besar konsekuensinya.

Kerusakan pesisir baik oleh kegiatan manusia maupun peristiwa alam dapat menimbulkan kerusakan ekosistem secara fatal. Mencermati besarnya dampak dampak akibat bencana di wilayah pesisir, diperlukan bebagai macam upaya penanggulangan dan pencegahan bencana secara terpadu seperti melakukan upaya upaya mitigasi bencana struktural dan mitigasi benca non struktural.

(*)

Bagikan
Deskripsi gambar...

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here