Ketetapan Harga TBS Kelapa Sawit Pekebun Sulbar. (Ist.)
banner 728x90

Mamuju, Katinting.com – Harga Tandan Buah Segar (TBS) Kelapa Sawit produksi pekebun se-Provinsi Sulawesi Barat kembali anjlok, mengalami penurunan pada bulan Desember 2018 ini.

BACA JUGA : Harga TBS Kelapa Sawit Pekebun Sulbar Anjlok

Menurut, Kimoto, Sekertaris tim penetapan harga TBS Kelapa Sawit Pekebun Provinsi Sulbar, bahwa faktor turunnya harga TBS bulan ini disebabkan karena adanya penurunan perekonomian ekonomi global.

“Faktor global. Karena ini memang lebih banyak ekspor. Jadi harga yang disampaikan kita kepada perusahaan itu berdasarkan nilai kontrak ekspornya. Nah, inilah yang kita rata-ratakan dari lima perusahaan. Memang ada penurunan di perekonomian global,” ungkap Kimoto saat ditemui diruang kerjanya.

Kimoto juga menyampaikan, sampai saat ini GAPKI masih terus mencari harga pasaran-pasaran yang bisa lebih menguntungkan para petani. “Karena memang menurut informasi dari GAPKI, produk kita secara nasional itu sekitar 42 juta ton, yang bisa digunakan dalam negeri hanya 8 juta ton. Jadi selebihnya itu harus ekspor. Jadi memang perlu mencari pasaran-pasaran diluar,” jelasnya.

Sambung Kimoto menjelaskan, dari info yang diterimanya dari GAPKI. Turunnya harga TBS juga dipengaruhi oleh produksi kedelai dan bunga matahari yang saat ini memasuki musim panen di Amerika.

“Kita kan sering dengar di TV, bahwa CPO kita masih di embargo oleh Eropa kemudian Amerika.”

Masih kata Kimoto, Kedelai dengan bunga matahari bisa mensubtitusi CPO. Artinya kalau tidak ada CPO-nya, dia bisa gunakan itu. Pasti dia gunakan dulu itu karena produksi dalam negerinya. Karena kebetulan musim panen kedelai, paparnya.

Masih menurut informasi dari GAPKI yang disebutkan Kimoto, kemungkinan besar harga TBS baru akan mengalami kenaikan pada bulan Maret 2019 mendatang. Dan di dua bulan kedepan ini belum diketahui apakah harga TBS akan stagnan dengan harga bulan Desember ini, atau kembali mengalami penurunan.

“Memang yang bikin lesunya pemasaran karena penampungan tangki minyak itu hampir penuh jadi penjualannya hanya sedikit-sedikit. Untung saja dia tidak tutup pabriknya. Artinya masih tetap mau mengelola,” katanya.

Olehnya itu, Kimoto menyampaikan agar petani sawit untuk tidak memanen buah sawitnya jika belum matang betul, agar produksi tidak membludak.

“Kita sudah sampaikan dan kita terbuka tadi bahwa harga ini begini. Dan mereka menyadari karena memang ini global, bukan cuma kita terjadi disini,” tutup Kimoto.

(Zulkifli/Anhar)

Bagikan
Deskripsi gambar...