Ratiningsih (Ft:Ist)
banner 728x90

Mamuju, Katinting.com – Memperingati Hari Kartini tepat pada hari ini, 21 April 2017, aktivis perempuan Mamuju, Ratiningsih berharap tidak hanya menjadi seremonial. Untuk itu ia mengingatkan penting perjuangan Kartini dalam membawa nama perempuan, harus mampu menjadi refleksi untuk perjuangan hari ini.

Hal tersebut disampaikan perempuan yang akrab disapa Ratih kepada Katinting.com diwarkop Triple N Mamuju. Menurutnya, saat ini masih cukup banyak tantangan yang dihadapi kaum perempuan, baik itu kekerasan dalam rumah tangga, diskriminasi dalam pekerjaan, godaan barang haram seperti Narkoba dan sejumlah persoalan lainnya.

Untuk itu ia berharap Hari Kartini bisa menjadi refleksi perjuangan dalam memperjuangkan posisi perempuan, “Patut diingat, perjuangan perempuan tidak bisa dilepaskan dari laki-laki. Artinya bahwa perjuangan itu bukan maksud memisahkan diri dari laki-laki atau ingin dianggap lebih, tapi lebih daripada untuk akses pemenuhan hak dan kebutuhan dalam kehidup berbangsa dan bernegara, posisi yang sama untuk sama-sama mendorong kemajuan,” cetus Ratih.

Sambung alumni muda PMII Mamuju ini, bahwa banyak kaum perempuan yang potensial dan memiliki kapabilitas mumpuni yang seharusnya mampu membantu percepatan perkembangan ekonomi, politik, budaya dan lainnya tapi malah terkungkung kreatifitasnya bahkan prestasinya karena kondisi di masa lalu. Sehingga inspirasi perjuangan Kartini harus hadir dalam setiap sanubari perempuan Indonesia.

“Hari ini ruang dan peluang memang sudah cukup terbuka, namun masih banyak perempuan yang belum sadar akan itu, masih terjebak pada budaya patriarki. Padahal dalam catatan perjalanan bangsa kita, perempuan itu sudah cukup banyak yang bisa dibanggakan. Bahkan di zaman dulu di Sulbar ada ibu agung Andi Depu yang bisa menjadi inspirasi perempuan Sulbar,” ucap Ratih.

Untuk itu ia mengajak seluruh kaum perempuan khususnya di Mamuju, Sulbar untuk bangkit melawan kebodohan dan kemiskinan, bergerak diruang kreatifitas dan berinovasi, untuk bisa membawa daerah lebih baik. Dan meminta kepada pemerintah untuk memberi dukungan penuh untuk hal tersebut.

“Ia memang ada sejumlah program pemerintah untuk perempuan, tapi itu terbatas pada kelompok dan golongan tertentu, serta tidak memberi banyak manfaat untuk perkembangan kaum perempuan. Perjuangan perempuan adalah perjuangan untuk semua, tidak memandang persoalan gender,” pungkasnya.

Tantangan perempuan saat ini adalah kebodohan dan kemiskinan, tambahnya. (Anhar Toribaras)

Bagikan
Deskripsi gambar...