Mahasiswa yang melakukan aksi
Mahasiswa yang melakukan aksi
banner 728x90

Katinting.com, Polman – Puluhan mahasiswa Institut Agama Islam DDI Polewali Mandar, melakukan aksi unjukrasa dihalaman gedung rektorat, menuntut rektor mereka dicopot dari jabatannya karena merangkap jabatan

Aksi yang awalnya berlangsung damai tiba-tiba ricuh karena mahasiswa tidak diterima oleh pihak rektorat, sehingga melempari gedung rektorat dengan batu yang mengakibatkan kaca jendela pecah. Rabu kemarin (23/03).

Aski tersebut membuat sejumlah staf yang ada digedung rektorat berhamburan keluar untuk menyelamatkan diri. Bahkan seorang mahasiswa terluka lantaran terkena pecahan kaca jendela.

Menurut, Mukmin selaku koordintor aksi, bahwa aksinya merupakan akumulasi dari sejumlah aksi unjuk rasa sebelumnya yang hingga saat ini tak digubris oleh pihak rektorat terutama tuntutan terkait pencopotan rektor IAI DDI Polman yang merangkap jabatan dimana Anwar Sewang menjabat sebagai Rektor IAI DDI dan juga ketua Yayasan DDI Polman.

Selain itu mahasiswa juga menuntut transparansi sumbangan kampus yang setiap tahun dibebankan kepada mahasiswa baru yang tidak jelas peruntukannya.

”Kamu ingin rektor segera diturunkan dari jabatannya lantaran melanggar aturan,” kata Mukmin.

Aksi kemudian mereda setelah pihak Polres Polman datang dan mengamankan 18 mahasiwa yang diduga terlibat pengerusakan.

Kapolres Polman AKBP Agoeng Adi Kurniawan mengaku aksi unjuk rasa yang dilakukan mahasiswa IAI DDI Polman ini tidak memiliki izin sehingga aparat juga sempat terlambat tiba dilokasi, polisi baru datang setelah mendapat telpon dari pihak rektorat terkait adanya pengerusakan yang dilakukan mahasiswa.

“Kami tidak melarang demo, namun kalau bertindak anarkis ya kami proses sesuai hukum yang berlaku” ungkap Kapolres.

Abdul Salam Harianto wakil rektor IAI DDI Polman, mengungkapkan bahwa pihak rektorat telah berkali-kali melakukan dialog dengan mahasiswa yang kerap melakukan aksi unjuk rasa yang menuntut Rektor IAI DDI Polman mundur dari jabatannya. Namun kerap berakhir deadlock atau tidak ada kesepahaman.

“Tuntutan mahasiswa ini tidak jelas, karena mengganti rektor itu ada aturannya bukan dengan demo yang berujung anarkis seperti ini,” katanya.

Mengantisipasi kericuhan susulan, puluhan polisi disiagakan, sementara delapan pengunjuk rasa yang diamankan polisi hingga saat ini masih menjalani pemeriksaan. (SWR)

 

Bagikan
Deskripsi gambar...