Cerita Dibalik Keringnya Sumur Tertua Mandar di Samasundu
Sumur Tertua di Samasundu
banner 728x90

Katinting.com, Mamuju – Salah satu sumur yang dianggap tertua di tanah mandar ini sudah hampir mengalami kekeringan, sumur yang di anggap sakral bagi masyarakat ini terletak terletak di Desa Samasundu, Kecamatan Limboro Kabupaten Polewali Mandar.

Warga percaya, sumur ini mempunyai keajaiban. Dari cerita rakyat sejak diketahui awal ditemukannya mata air ini oleh To Salama (Puang Langgarang) yang kemudian merupakan cikal bakal berdirinya  Appe Banua Kaiyang (Napo, Samasundu, Mosso, dan Todang-Todang).

Kini air sumur yang menjadi sumber utama bagi warga sejak puluhan tahun lalu ini, sudah hampir kering, sejak bulan Januari sampai saat ini terus menipis sehingga membuat masyarakat Samasundu  kesulitan mendapatkan air.

Khayar salah satu warga Samasundu mengungkapkan, sejak dulu sumur ini tak pernah surut walau musim kemarau airnya tetap penuh, malahan menurutnya sejak dulu warga tidak memakai tali untuk mengambil air, hanya memakai gayung saja.

“Masyarakat atau kampung diluar Samasundu biasa berbodong-bondong untuk datang mengambil air, bahkan dari Majene pun datang, tapi anehnya bila ada perbuatan yang tidak baik yang dilakukan warga, serta rencana air sumur ini akan di alirkan ke luar Desa Samasundu, serta bila ada pemimpin yang bukan asli dari kampung Samasundu maka air ini akan surut dan ini merupakan pesan dari To Salama dan menjadi kepercayaan sebagian warga asli yang ada disini,” tuturnya.

Namun era masyarakat modern saat ini, hal yang dianggap bersifat tahayul tidak lagi bisa diterima oleh masyarakat, yang dianggap kekeringan dampa dari musim kemarau dan berubahnya iklim. Lanjut Khayar mengatakan, bila memang ini bukan akibat dari pemimpin yang bukan asli Samasundu  atau ada hal lain, maka boleh diuji apakah benar adanya yang dikatakan sebagian warga masyarakat dengan sebab atau perubahan iklim saat ini, tutupnya. (Muh.Ramadhan/Ed:Anhar Toribaras)

 

Bagikan
Deskripsi gambar...